27 February 2025

KECELAKAAN "ADU BANTENG" ERA SCS Salah satu kecelakaan kereta api paling disorot di jalur milik perusahaan trem SCS terjadi pada tgl 11 Mei 1921. Dari keterangan foto ini berasal, ditulis jika lokasinya ada di Djerakah. Namun berdasarkan dari laporan SCS, secara spesifik peristiwa ini terjadi dekat Stopplaats Karangbalong, sebuah perhentian trem antara St. Semarang West / Poncol dan Halte Djerakah. Kecelakaan ini melibatkan kereta barang yang dihela traksi ganda lokomotif, SCS seri 101 (kini; B5021) dan 117 (B5217) dari Semarang yang "beradu banteng" dengan kereta rangkaian campuran dari arah berlawanan dengan lokomotif no. 23 (kelas B20). Tercatat 3 penumpang pribumi tewas, 17 penumpang pribumi lainnya luka-luka, dan 3 pegawai KA mengalami cedera. Serta dampak kerusakan materiil yang cukup besar Kepala St. Semarang Poncol bernama De Lang menjadi tersangka tunggal atas perkara pilu tsb. Saat proses peradilan, ia mengakui kesalahannya melepas keberangkatan kereta barang dari St. Poncol tanpa menunggu terlebih dulu kedatangan kereta campuran dari arah barat di St. Poncol. De Lang mengungkap jika lalu lintas dan jadwal di stasiun yang sibuk terkait mondar-mandirnya kereta pengangkut pasir untuk proyek jalur baru membuatnya kebingungan. Tahun 1921 diketahui SCS memang masih sibuk dengan penyelesaian proyek beberapa petak ruas jalur "shortcut" Semarang - Cirebon. Foto: Wereldculturen.nl

 KECELAKAAN "ADU BANTENG" ERA SCS


Salah satu kecelakaan kereta api paling disorot di jalur milik perusahaan trem SCS terjadi pada tgl 11 Mei 1921. Dari keterangan foto ini berasal, ditulis jika lokasinya ada di Djerakah. Namun berdasarkan dari laporan SCS, secara spesifik peristiwa ini terjadi dekat Stopplaats Karangbalong, sebuah perhentian trem antara St. Semarang West / Poncol dan Halte Djerakah.  



Kecelakaan ini melibatkan kereta barang yang dihela traksi ganda lokomotif, SCS seri 101 (kini; B5021) dan 117 (B5217) dari Semarang yang "beradu banteng" dengan kereta rangkaian campuran dari arah berlawanan dengan lokomotif no. 23 (kelas B20). 


Tercatat 3 penumpang pribumi tewas, 17 penumpang pribumi lainnya luka-luka, dan 3 pegawai KA mengalami cedera. Serta dampak kerusakan materiil yang cukup besar


Kepala St. Semarang Poncol bernama De Lang menjadi tersangka tunggal atas perkara pilu tsb. Saat proses peradilan, ia mengakui kesalahannya melepas keberangkatan kereta barang dari St. Poncol tanpa menunggu terlebih dulu kedatangan kereta campuran dari arah barat di St. Poncol. 


De Lang mengungkap jika lalu lintas dan jadwal di stasiun yang sibuk terkait mondar-mandirnya kereta pengangkut pasir untuk proyek jalur baru membuatnya kebingungan.


Tahun 1921 diketahui SCS memang masih sibuk dengan penyelesaian proyek beberapa petak ruas jalur "shortcut" Semarang - Cirebon.


Foto: Wereldculturen.nl

No comments:

Post a Comment