Mengapa ada mondolan di ikat kepala (blangkon) Mataraman ?
1. Pada umumnya pria Jawa berambut panjang sehingga harus digelung terlebih dahulu sebelum ditutup dengan iket. Gelung rambut ini lah yang kemudian mondol, menonjol, dan disembunyikan dibawah iket.
2. Jadi mondolan ini ya template iket jawa pada awalnya. Karena hampir semua orang jawa berambut panjang.
3. Di Mataram pada awalnya baik Solo maupun Jogja masih sama-sama memakai iket mondolan.
4. Di Jogjakarta, berambut panjang dan menggelung rambutnya masih dipertahankan, sementara pria Surakarta mulai mengenal cara bercukur dan memendekkan rambutnya. Dengan sendirinya timbul perbedaan dalam bentuk iketnya. Dimana di Surakarta bentuk mondolan menjadi hilang dan trepes. Sedangkan di Jogjakarta, bentuk mondolan masih terus ada.
5. Di Solo, dimunculkan yasan anyar (konon diprakarsai oleh Pakubuwana III). Motif-motif blangkon, seperti adimuncung, tumpangsari, kuncungan, jeplakan, tempen, solomuda, pletrekan, solobangkalan, prebawan, tutup liwet, dan lain sebagainya.
Jadi mondolan itu tidak ada hubungannya dengan "ndongkol" atau "nggresula neng mburi". Ya memang rambut digelung kan udah pasti timbul mondol.
Gambar : Kassian Chepas (Sam Chepas), Yogyakarta 1920s, seperti inilah awalnya seorang kakung jawi memakai iket, perlu waktu dan ketrampilan tersendiri, karena kain harus dililitkan hingga 17 kali lempitan. Seperti seseorang saat memakai sorban.
No comments:
Post a Comment