PANGERAN MANGKUNAGARA KARTASURA
Beliau adalah Ayahanda RM Said atau KGPAA Mangkunagara I, Penguasa Pura Mangkunegaran dan Leluhur Trah Mangkunegaran.
Terlahir dengan nama RM Sura, Beliau adalah putra sulung Prabu Amangkurat IV dan Mas Ayu Kusuma Sunarso dari Nglaroh. Oleh Eyangnya yaitu Sri Sunan Pakubuwana I, beliau diberi nama Pangeran Riya. Sejak kecil RM Sura dirawat oleh Pamannya yaitu Pangeran Purbaya.
Ketika ayahandanya naik tahta , Kraton Kartasura masih makmur aman dan damai seperti pada masa Sri Sunan Pakubuwana I.Tetapi ketika Prabu Amangkurat IV mengatur posisi dan kedudukan para pangeran, keadaan kraton menjadi bergejolak. Termasuk adik adik Raja yaitu Pangeran Purbaya dan Pangeran Balitar juga menerima nasib,diturunkan kedudukannya,ditarik pasukannya.Mereka hanya menjadi Pangeran Sentana.Hingga kemudian mereka menyingkir ke Bale Kajenar, tempat tinggal Sultan Agung di Karta.termasuk RM Sura ikut serta Pamannya.
Hingga kemudian akibat perubahan aturan tersebut, banyak para Pangeran memberontak hingga akhirnya terjadi musim paceklik, yang melengkapi penderitaan di Kraton Kartasura.
Pemberontakan para Pangeran mengakibatkan Prabu Amangkurat IV marah dan berusaha memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh adik adiknya sendiri.
Karena desakan pasukan VOC akhirnya Pangeran Balitar dan Pangeran Purbaya pindah ke Malang, begitupun RM Sura mengikuti kemanapun Pamannya pergi. RM Sura tampil melawan pasukan VOC. tidak lama berselang P Balitar wafat karena sakit,kemudian dimakamkan ke Nitikan Yogyakarta.
Pangeran Purbaya yang masih di Malang kemudian bersama putra angkatnya yaitu RM Sura, bersatu dengan Panembahan Herucakra atau Pangeran Diponegara meneruskan perlawanan.
Hingga kemudian pihak VOC melakukan operasi tipu daya dengan mengundang P Purbaya dan Pangeran Diponegoro dengan dalih akan diangkat menjadi raja. Pertemuan diadakan di Pasuruan. Kemudian P Purbaya dan Pangeran Diponegara diajak ke Semarang lewat Pelabuhan Surabaya. Setelah sampai di Semarang, RM Sura atau Pangeran Riya diturunkan dan dijemput utusan Prabu Amangkurat IV, pulang ke Kraton Kartasura. Sementara itu P Purbaya yang belum menyadari tipu daya VOC akhirnya di penjara di Benteng Alang Alang Batavia kemudian diasingkan di Afrika Selatan. Dan Pangeran Diponègoro diasingkan ke Srilangka..
RM Sura yang sudah sampai di Kraton Kartasura kemudian dianugrahi nama baru yaitu Pangeran Adipati Anom Arya Amengkunagara.
PA Mangkunegara menikah dengan RAy Raga Asmara putri Panembahan Cakraningrat. PA Mangkunegara juga menikah dengan sepupunya yaitu putri Pangeran Balitar yang bernama RA Wulan.
Sementara itu Prabu Amangkurat IV semakin tua dan mulai memikirkan siapa pengganti beliau kelak.Dalam keadaan sakit dan kebingungan Prabu Amangkurat IV menyuruh Patih Danureja untuk membuat surat ke VOC di Batavia, yang isinya : " Bilamana Sinuwun wafat, yang diijinkan menggantikan kedudukannya adalah PA Mangkunegara. bilamana tidak dapat terlaksana bisa digantikan oleh P Prabasuyasa, jika tidak terlaksana bisa dipilih salah satu dari keempat putra Ratu Kadipaten "
Sakit Sang Prabu semakin parah,tetapi surat balasan dari VOC belum kunjung datang, kemudian Prabu Amangkurat IV berpesan kepada Patih Danureja bahwa yang saya ijinkankan menggantikan tahta adalah seperti yang tertulis disuratnya. Kemudian kepada Permaisurinya, Prabu Amangkurat IV memberikan keris pusaka untuk diserahkan kepada PA Mangkunegara sebagai lambang PA Mangkunegara sebagai penggantinya
Tetapi pada kenyataannya pada tahun 1728, PA Mangkunegara diasingkan ke Srilangka oleh VOC karena menentang kebijakan VOC juga karena fitnah sang patih.
Para Putra PA Mangkunagara ing Kartasura :
1. RM Ngali, Pangeran Tirtakusuma
2. RM Umar, seda timur
3. RM Said, KGPAA Mangkunagara I
4. RM Sakadi, seda timur
5. Putri, seda timur
6. RM Ambiya, Pangeran Pamot
7. RM Sabar, PA Mangkudiningrat
8. RAy Puspakusuma
9. Kakung, seda timur
10. RAy Tirtayuda
11. Pangeran Kap
12. RAy Mangkuyuda
13. RM Arya Tejakusuma
14. RM Arya Warihkusuma
15. RM Arya Ranukusuma
16. RAy Mangkuyuda.
Foto Makam PA Mangkunagara dan RA Wulan di Imogiri.koleksi Bapak Agus Budi Santoso
Al Fatihah teruntuk Eyang Mangkunagara bin Sunan Amangkurat IV sekalian garwa.
No comments:
Post a Comment