04 January 2024

Menjadi muslim yang baik, salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu makanan halal. Bagi masyarakat muslim Indonesia yang sering atau pernah bepergian ke negara tetangga terdekat seperti Singapura dan Malaysia dengan pergi ke rumah makan Padang yang ada di sana, dipastikan tidak bakal ada keraguan untuk mengonsumsinya. Salah satu restoran atau rumah makan Padang yang terkenal di Kuala lumpur adalah “Omar Bahagia” restoran yang berlokasi di Jalan Keramat Dalam no. 695, Kampong Datuk Keramat, Kuala Lumpur. Ini adalah restoran nasi ayam yang dijamin halal. Restoran ini milik Haji Omar asal Pariaman Sumatera Barat. Sebelum menjadi besar seperti sekarang, melalui perjuangan yang panjang. Tahun 1970 an, ia bekerja sebagai tukang pada Rumah Makan Padang Bahagia Medan. Karena hidup serba tak jelas, Omar memberanikan diri merantau ke Malaysia. Di negeri jiran itu, ia mencoba membuka warung nasi Padang. Tiga tahun sesudah dicobanya, yaitu kota Kajang, Selangor dan Kuala Lumpur. Omar akhirnya pergi ke Singapura. Di Singapura, jalan bagi Omar terbuka, ia bekerja pada seorang pengusaha nasi ayam Cina yang terkenal. Ia pelajari resepnya, setelah tahu benar resepnya, kemudian ia kembali ke Kuala Lumpur. Dengan nawaitu (niat) yang baik, maka ia “log in” kan itu nasi ayam Cina itu menjadi Nasi Ayam halal. Usahanya berhasil. Pembelinya tidak saja orang Cina dan India yang non muslim, juga orang-orang Melayu yang beragama Islam. Setelah menjadi “Bos” haji Omar menyadari bahwa ilmunya itu perlu dikembangkan ke anak buahnya. Kini, beberapa mantan anak buah “Wak Haji” kelahiran Desa Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat ini sudah membuka kedai nasi ayam di beberapa kawasan kota Kuala Lumpur. Pak Haji Omar meskipun berhasil meng”Islam” kan masakan Cina, tetap memegang prinsip “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. Beliau termasuk warga yang taat menjalankan peraturan kerajaan Malaysia. Berkat ketaatan beliau, pemerintah Malaysia telah memberikan kartu merah sebagai identitas dapat berdiam lama di Malaysia. Meskipun begitu, sebagai perantau Minang, tentu saja tetap memiliki ikatan kuat dengan tanah leluhurnya. Di Kuala Lumpur pun, semangat primordial seperti itu muncul dalam bentuk ikatan. Restorannya dijadikan markas besar bagi perantau Minang terutama yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman. Beliau juga mendirikan organisasi kekeluargaan Pariaman di Kuala Lumpur. Nasehat Pak Omar kalau ingin menjadi warga perantauan yang baik, harus dipersiapkan sejak niat merantau tercetus. Jangan datang ke Malaysia sebagai pendatang haram. Ini aib besar bagi orang Minang khususnya, dan bangsa Indonesia umumnya. Sumber: Harian Pelita, 16-5-1991. Koleksi Surat Kabar Langka-Perpustakaan Nasional Salemba (SKALA-Team) #masakan-Cina #halal #Malaysia #Singapura #Padang #Pariaman

 Menjadi muslim yang baik, salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu makanan halal.  Bagi masyarakat muslim Indonesia yang sering atau pernah bepergian ke negara tetangga terdekat seperti Singapura dan Malaysia dengan pergi ke rumah makan Padang yang ada di sana, dipastikan tidak bakal ada keraguan untuk mengonsumsinya. Salah satu restoran atau rumah makan Padang yang terkenal di Kuala lumpur adalah “Omar Bahagia” restoran yang berlokasi di Jalan Keramat Dalam no. 695, Kampong Datuk Keramat, Kuala Lumpur. Ini adalah restoran nasi ayam yang dijamin halal.


Restoran ini milik Haji Omar asal Pariaman Sumatera Barat. Sebelum  menjadi besar seperti sekarang,  melalui perjuangan yang panjang. Tahun 1970 an, ia bekerja sebagai tukang pada Rumah Makan Padang Bahagia Medan. Karena hidup serba tak jelas, Omar memberanikan diri merantau ke Malaysia. Di negeri jiran itu, ia mencoba membuka warung nasi Padang. Tiga tahun sesudah dicobanya, yaitu kota  Kajang, Selangor dan Kuala Lumpur. Omar akhirnya pergi ke Singapura.


Di Singapura, jalan bagi Omar terbuka, ia bekerja pada seorang pengusaha nasi ayam Cina yang terkenal. Ia pelajari resepnya, setelah tahu benar resepnya, kemudian ia kembali ke Kuala Lumpur.  Dengan nawaitu (niat) yang baik, maka ia “log in” kan itu nasi ayam Cina itu menjadi Nasi Ayam halal. Usahanya berhasil. Pembelinya tidak saja orang Cina dan India yang non muslim, juga orang-orang Melayu yang beragama Islam.


Setelah menjadi “Bos” haji Omar menyadari bahwa ilmunya itu perlu dikembangkan ke anak buahnya. Kini, beberapa mantan anak buah “Wak Haji” kelahiran Desa Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat ini sudah membuka kedai nasi ayam di beberapa kawasan kota Kuala Lumpur.



Pak Haji Omar meskipun berhasil meng”Islam” kan masakan Cina, tetap memegang prinsip “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. Beliau termasuk warga yang taat menjalankan peraturan kerajaan Malaysia. Berkat ketaatan beliau, pemerintah Malaysia telah memberikan kartu merah sebagai identitas dapat berdiam lama di Malaysia.


Meskipun begitu, sebagai perantau Minang, tentu saja tetap memiliki ikatan kuat dengan tanah leluhurnya.  Di Kuala Lumpur pun, semangat primordial seperti itu muncul dalam bentuk ikatan.  Restorannya dijadikan markas besar bagi perantau Minang terutama yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman. Beliau juga mendirikan organisasi kekeluargaan Pariaman di Kuala Lumpur. 

Nasehat Pak Omar kalau ingin menjadi warga perantauan yang baik, harus dipersiapkan sejak niat merantau tercetus. Jangan datang ke Malaysia sebagai pendatang haram.  Ini aib besar bagi orang Minang khususnya, dan bangsa Indonesia umumnya.


Sumber: Harian Pelita, 16-5-1991. Koleksi Surat Kabar Langka-Perpustakaan Nasional Salemba (SKALA-Team)


#masakan-Cina  #halal #Malaysia #Singapura #Padang #Pariaman

No comments:

Post a Comment