Mendengar berita akhir2 ini dimana nama kota Magelang di-bawa2 hati saya ikut jengkel
Mengapa kota yang indah itu harus terseret dalam berita terbunuhnya seorang Polisi ?
Apa yang salah ?
Enam puluh tahun yang lalu tepatnya tahun 1962 saya juga menyaksikan peristiwa di Magelang yang melibatkan seorang Polisi.
Ingat, saat itu kita baru saja Merdeka baru 17 tahun kita merdeka.
Di stadion Tidar diadakan pertandingan antara kesebelasan kota Magelang melawan kesebelasan dari kota Purworejo.
Saya tidak bicara soal pertandingannya.
Yang saya lihat adalah, bagaimana seorang Polisi keturunan Tionghoa yang menjaga ketertiban pertandingan saat itu menjadi bahan olok2
Bahkan disoraki secara kurang pantas.
Bahkan perintah2nya untuk menjaga ketertiban tidak dipatuhi
Saat itu saya baru berusia 14 tahun.
Tapi peristiwa itu tertanam dalam hidup sebagai suatu aib yang tak terlupakan.
Dan yang saya ingat jelas, Polisi yang dilecehkan itu tetap tertawa dan tidak membalas.
Padahal kalau mau dia bisa lakukan.
Sekarang saya suka berpikir : unik juga ya saat itu kita punya anggota Polisi keturunan Tionghoa.
Padahal belum lama kita Merdeka.
Eh tak disangka enam puluh tahun kemudian nama kota Magelang dikaitkan dengan nasib seorang anggota Polisi.
No comments:
Post a Comment