Beredar Istilah 'New Normal' di Tengah Pandemi Covid-19, Apa Artinya?
GridHEALTH.id - New normal disebut-sebut menjadi era setelah adanya pandemi Covid-19.
Istilah new normal muncul di Indonesia setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan masyarakat harus bisa berkompromi, hidup berdampingan, dan berdamai dengan Covid-19 agar tetap produktif.
Dengan demikian, pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat agar dapat kembali berjalan normal, inilah yang kemudian disebut Jokowi sebagai new normal.
Berbagai pihak pun kerap merancang skenario new normal dalam menghadapi kehidupan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Namun, beredarnya istilah new normal pun menjadi samar.
Lantas apa arti dari new normal?
Dilansir dari Kompas.com, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, istilah new normal lebih menitikberatkan perubahan budaya masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
"New normal adalah perubahan budaya. (Misalnya) Selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memakai masker kalau keluar rumah, mencuci tangan dan seterusnya," ujar Yuri, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (18/5/20).
Sementara itu, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, menjelaskan new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup.
Wiku menjelaskan, masyarakat akan menjalani kehidupan secara new normal hingga ditemukannya vaksin dan dapat digunakan sebagai penangkal virus corona (Covid-19).
"Transformasi ini adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai tertemukannya vaksin untuk Covid-19," katanya lagi.
Senada dengan Wiku, seorang epidemiolog dari Griffith University Australia dokter Dicky Budiman, juga memaparkan new normal merupakan bagian dari strategi yang diterapkan selama belum ditemukannya vaksin atau obat untuk virus corona (Covid-19).
"Pembatasan jumlah kerumunan, batasan jarak, keharusan memakai masker di manapun dan bisa dilakukan skrining suhu di tiap kantor atau mall atau sekolah," kata Dicky, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (9/5/20).
"Sebab, perjalanan pandemi ini masih panjang, vaksin masih lama," tutunya.
Dengan demikian, hadirnya new normal maka diharapkan masyarakat bisa kembali menjalankan rutinitas yang diiringi dengan protokol kesehatan yang disiplin, sehingga kehidupan tetap berjalan meskipun diiringi dengan pandemi Covid-19.(*)
Sumber :
https://cse.google.com/cse?q=new+normal&sa=Search&ie=UTF-8&cx=partner-pub%2D3317167162609756%3A3134777453#%9C
Arti New Normal
Indonesia: Tatanan Baru Beradaptasi dengan COVID-19
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin
(9/3/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin
(9/3/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Oleh: Dipna Videlia Putsanra - 29 Mei 2020
Dibaca Normal 1 menit
Definisi new normal menurut Pemerintah Indonesia adalah tatanan baru
untuk beradaptasi dengan COVID-19.
tirto.id - Pemerintah Indonesia melalui Juru Bicara Penanganan COVID-19,
Achmad Yurianto mengatakan, masyarakat harus menjaga produktivitas di
tengah pandemi virus corona COVID-19 dengan tatanan baru yang disebut
new normal.
Menurutnya, tatanan baru ini perlu ada sebab hingga kini belum ditemukan
vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan virus
corona. Para ahli masih bekerja keras untuk mengembangkan dan menemukan
vaksin agar bisa segera digunakan untuk pengendalian pandemi COVID-19.
"Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah
tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita
agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari COVID-19,
sehingga diperlukan tatanan yang baru," kata Achmad Yurianto dalam
keterangannya di Graha BNPB, Kamis (28/5/2020).
Menurut Yuri, tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada
adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang
kemudian disebut sebagai new normal.
Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker
saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan. Pihaknya
berharap kebiasaan baru ini harus menjadi kesadaran kolektif agar dapat
berjalan dengan baik.
"Siapa pun yang mengelola tempat umum, tempat kerja, sekolah dan tempat
ibadah harus melakukan memperhatikan aspek ini, bahkan kita berharap
harus menjadi kontrol terhadap kedisiplinan masyarakat," ujarnya.
Untuk merealisasikan skenario new normal, saat ini pemerintah telah
menggandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli
dan para pakar untuk merumuskan protokol atau SOP untuk memastikan
masyarakat dapat beraktivitas kembali, tetapi tetap aman dari COVID-19.
Protokol ini bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga pendidikan dan
keagamaan, tentu bergantung pada aspek epidemologi dari masing-masing
daerah, sehingga penambahan kasus positif bisa ditekan.
Dalam update yang dilakukan pemerintah, hingga Kamis sore telah
dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 11.495 sehingga total yang sudah
diperiksa 289.906 spesimen.
Hasilnya kasus positif bertambah 687 kasus total 24.538, kasus sembuh
bertambah sebanyak 183 total 6.240 dan kasus meninggal bertambah 23
kasus total 1.496 dengan wilayah terdampak di 412 Kabupaten/Kota.
Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 48.749 dan
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 13.250 orang.
"Kasus baru ini artinya penularan masih terjadi, artinya kita harus
betul-betul lebih berdisiplin untuk mematuhi seluruh anjuran pemerintah,
kita harus mengaktifkan kembali cara-cara hidup dengan kenormalan yang
baru. Oleh karena itu kami ingatkan kembali untuk rutin cuci tangan
pakai sabun, gunakan masker bila keluar rumah," pungkas Achmad.
Baca juga:
New Normal Ala Jokowi Dikritik Buruh, DPR, Seleb, dan Ormas Islam
Apa Itu New Normal dan Bagaimana Penerapannya Saat Pandemi Corona?
Baca juga artikel terkait NEW NORMAL atau tulisan menarik lainnya Dipna
Videlia Putsanra
(tirto.id - Kesehatan)
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH
Baca selengkapnya di artikel "Arti New Normal Indonesia: Tatanan Baru Beradaptasi dengan COVID-19", https://tirto.id/fDB3
Baca selengkapnya di artikel "Arti New Normal Indonesia: Tatanan Baru Beradaptasi dengan COVID-19", https://tirto.id/fDB3
Mengenal Apa Itu New
Normal di Tengah Pandemi Corona...
Kompas.com - 20/05/2020, 06:31 WIB
Bagikan:
Komentar (1)
New normal di restoran dengan menerapkan physical distancing.
Lihat Foto
New normal di restoran dengan menerapkan physical distancing.
(Shutterstock)
Penulis Dandy Bayu Bramasta
| Editor Sari Hardiyanto
KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 merubah tatanan masyarakat dunia. Guna
mencegah penularan wabah virus corona yang meluas, masyarakat diimbau
bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah.
Sekolah, bekerja bahkan beribadah pun dianjurkan untuk dilakukan di
rumah saja.
Hampir semua negara mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas di luar
rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.
Terkecuali, memang bagi mereka yang harus keluar dan kegiatannya tidak
bisa dilakukan dari rumah.
Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien
Positif Covid-19
Perubahan tersebut tentu juga berdampak luas di banyak sektor. Pasalnya
berubahnya aktivitas masyarakat tersebut membuat dunia usaha sepi,
seperti bidang pariwisata, transportasi online, penjuaan retail dan
masih banyak lagi.
Berjalannya waktu, tinggal di rumah dinilai tidak bisa selamanya
diterapkan untuk menjaga keseimbangan perekonomian.
Sejumlah negara pun mulai melonggarakan kebijakan terkait mobilitas
warganya. Di sisi lain, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih terus
mengancam. Korban jiwa akibat virus corona pun terus bertambah.
Di sinilah, pola hidup baru atau new normal akan diimplementasikan.
Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia
Lantas, apa dan seperti apa new normal tersebut?
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku
Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap
menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol
kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Halam
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto
Mengenal Apa Itu New
Normal di Tengah Pandemi Corona...
Kompas.com - 20/05/2020, 06:31 WIB
Bagikan:
Komentar (1)
New normal di restoran dengan menerapkan physical distancing.
Lihat Foto
New normal di restoran dengan menerapkan physical distancing.
(Shutterstock)
Penulis Dandy Bayu Bramasta
| Editor Sari Hardiyanto
KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 merubah tatanan masyarakat dunia. Guna
mencegah penularan wabah virus corona yang meluas, masyarakat diimbau
bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah.
Sekolah, bekerja bahkan beribadah pun dianjurkan untuk dilakukan di
rumah saja.
Hampir semua negara mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas di luar
rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.
Terkecuali, memang bagi mereka yang harus keluar dan kegiatannya tidak
bisa dilakukan dari rumah.
Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien
Positif Covid-19
Perubahan tersebut tentu juga berdampak luas di banyak sektor. Pasalnya
berubahnya aktivitas masyarakat tersebut membuat dunia usaha sepi,
seperti bidang pariwisata, transportasi online, penjuaan retail dan
masih banyak lagi.
Berjalannya waktu, tinggal di rumah dinilai tidak bisa selamanya
diterapkan untuk menjaga keseimbangan perekonomian.
Sejumlah negara pun mulai melonggarakan kebijakan terkait mobilitas
warganya. Di sisi lain, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih terus
mengancam. Korban jiwa akibat virus corona pun terus bertambah.
Di sinilah, pola hidup baru atau new normal akan diimplementasikan.
Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia
Lantas, apa dan seperti apa new normal tersebut?
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku
Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap
menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol
kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto
No comments:
Post a Comment