04 June 2020

New Normal -

Beredar Istilah 'New Normal' di Tengah Pandemi Covid-19, Apa Artinya?

Levi Larassaty - Selasa, 19 Mei 2020 | 10:45 WIB
Siap-siap hadapi era new normal.
Siap-siap hadapi era new normal.

GridHEALTH.id - New normal disebut-sebut menjadi era setelah adanya pandemi Covid-19.
Istilah new normal muncul di Indonesia setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan masyarakat harus bisa berkompromi, hidup berdampingan, dan berdamai dengan Covid-19 agar tetap produktif.

Dengan demikian, pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat agar dapat kembali berjalan normal, inilah yang kemudian disebut Jokowi sebagai new normal.
Berbagai pihak pun kerap merancang skenario new normal dalam menghadapi kehidupan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Namun, beredarnya istilah new normal pun menjadi samar.

Lantas apa arti dari new normal?
Dilansir dari Kompas.com, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, istilah new normal lebih menitikberatkan perubahan budaya masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
"New normal adalah perubahan budaya. (Misalnya) Selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memakai masker kalau keluar rumah, mencuci tangan dan seterusnya," ujar Yuri, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (18/5/20).

Sementara itu, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, menjelaskan new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup.
"Secara sosial, kita pasti akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau kita harus beradaptasi dengan beraktifitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, serta bekerja, bersekolah dari rumah," kata Wiku.
Wiku menjelaskan, masyarakat akan menjalani kehidupan secara new normal hingga ditemukannya vaksin dan dapat digunakan sebagai penangkal virus corona (Covid-19).
"Transformasi ini adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai tertemukannya vaksin untuk Covid-19," katanya lagi.

Senada dengan Wiku, seorang epidemiolog dari Griffith University Australia dokter Dicky Budiman, juga memaparkan new normal merupakan bagian dari strategi yang diterapkan selama belum ditemukannya vaksin atau obat untuk virus corona (Covid-19).
"Pembatasan jumlah kerumunan, batasan jarak, keharusan memakai masker di manapun dan bisa dilakukan skrining suhu di tiap kantor atau mall atau sekolah," kata Dicky, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (9/5/20).

"Sebab, perjalanan pandemi ini masih panjang, vaksin masih lama," tutunya.
Dengan demikian, hadirnya new normal maka diharapkan masyarakat bisa kembali menjalankan rutinitas yang diiringi dengan protokol kesehatan yang disiplin, sehingga kehidupan tetap berjalan meskipun diiringi dengan pandemi Covid-19.(*)

Sumber :
 https://cse.google.com/cse?q=new+normal&sa=Search&ie=UTF-8&cx=partner-pub%2D3317167162609756%3A3134777453#%9C
Arti New Normal Indonesia: Tatanan Baru Beradaptasi dengan COVID-19 Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc. Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc. Oleh: Dipna Videlia Putsanra - 29 Mei 2020 Dibaca Normal 1 menit Definisi new normal menurut Pemerintah Indonesia adalah tatanan baru untuk beradaptasi dengan COVID-19. tirto.id - Pemerintah Indonesia melalui Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan, masyarakat harus menjaga produktivitas di tengah pandemi virus corona COVID-19 dengan tatanan baru yang disebut new normal. Menurutnya, tatanan baru ini perlu ada sebab hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan virus corona. Para ahli masih bekerja keras untuk mengembangkan dan menemukan vaksin agar bisa segera digunakan untuk pengendalian pandemi COVID-19. "Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari COVID-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru," kata Achmad Yurianto dalam keterangannya di Graha BNPB, Kamis (28/5/2020). Menurut Yuri, tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang kemudian disebut sebagai new normal. Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan. Pihaknya berharap kebiasaan baru ini harus menjadi kesadaran kolektif agar dapat berjalan dengan baik. "Siapa pun yang mengelola tempat umum, tempat kerja, sekolah dan tempat ibadah harus melakukan memperhatikan aspek ini, bahkan kita berharap harus menjadi kontrol terhadap kedisiplinan masyarakat," ujarnya. Untuk merealisasikan skenario new normal, saat ini pemerintah telah menggandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan protokol atau SOP untuk memastikan masyarakat dapat beraktivitas kembali, tetapi tetap aman dari COVID-19. Protokol ini bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga pendidikan dan keagamaan, tentu bergantung pada aspek epidemologi dari masing-masing daerah, sehingga penambahan kasus positif bisa ditekan. Dalam update yang dilakukan pemerintah, hingga Kamis sore telah dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 11.495 sehingga total yang sudah diperiksa 289.906 spesimen. Hasilnya kasus positif bertambah 687 kasus total 24.538, kasus sembuh bertambah sebanyak 183 total 6.240 dan kasus meninggal bertambah 23 kasus total 1.496 dengan wilayah terdampak di 412 Kabupaten/Kota. Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 48.749 dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 13.250 orang. "Kasus baru ini artinya penularan masih terjadi, artinya kita harus betul-betul lebih berdisiplin untuk mematuhi seluruh anjuran pemerintah, kita harus mengaktifkan kembali cara-cara hidup dengan kenormalan yang baru. Oleh karena itu kami ingatkan kembali untuk rutin cuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila keluar rumah," pungkas Achmad. Baca juga: New Normal Ala Jokowi Dikritik Buruh, DPR, Seleb, dan Ormas Islam Apa Itu New Normal dan Bagaimana Penerapannya Saat Pandemi Corona? Baca juga artikel terkait NEW NORMAL atau tulisan menarik lainnya Dipna Videlia Putsanra (tirto.id - Kesehatan) Penulis: Dipna Videlia Putsanra Editor: Agung DH

Baca selengkapnya di artikel "Arti New Normal Indonesia: Tatanan Baru Beradaptasi dengan COVID-19", https://tirto.id/fDB3
Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona... Kompas.com - 20/05/2020, 06:31 WIB Bagikan: Komentar (1) New normal di restoran dengan menerapkan physical distancing. Lihat Foto New normal di restoran dengan menerapkan physical distancing. (Shutterstock) Penulis Dandy Bayu Bramasta | Editor Sari Hardiyanto KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 merubah tatanan masyarakat dunia. Guna mencegah penularan wabah virus corona yang meluas, masyarakat diimbau bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah. Sekolah, bekerja bahkan beribadah pun dianjurkan untuk dilakukan di rumah saja. Hampir semua negara mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Terkecuali, memang bagi mereka yang harus keluar dan kegiatannya tidak bisa dilakukan dari rumah. Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19 Perubahan tersebut tentu juga berdampak luas di banyak sektor. Pasalnya berubahnya aktivitas masyarakat tersebut membuat dunia usaha sepi, seperti bidang pariwisata, transportasi online, penjuaan retail dan masih banyak lagi. Berjalannya waktu, tinggal di rumah dinilai tidak bisa selamanya diterapkan untuk menjaga keseimbangan perekonomian. Sejumlah negara pun mulai melonggarakan kebijakan terkait mobilitas warganya. Di sisi lain, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih terus mengancam. Korban jiwa akibat virus corona pun terus bertambah. Di sinilah, pola hidup baru atau new normal akan diimplementasikan. Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia Lantas, apa dan seperti apa new normal tersebut? Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Halam

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto
Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona... Kompas.com - 20/05/2020, 06:31 WIB Bagikan: Komentar (1) New normal di restoran dengan menerapkan physical distancing. Lihat Foto New normal di restoran dengan menerapkan physical distancing. (Shutterstock) Penulis Dandy Bayu Bramasta | Editor Sari Hardiyanto KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 merubah tatanan masyarakat dunia. Guna mencegah penularan wabah virus corona yang meluas, masyarakat diimbau bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah. Sekolah, bekerja bahkan beribadah pun dianjurkan untuk dilakukan di rumah saja. Hampir semua negara mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Terkecuali, memang bagi mereka yang harus keluar dan kegiatannya tidak bisa dilakukan dari rumah. Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19 Perubahan tersebut tentu juga berdampak luas di banyak sektor. Pasalnya berubahnya aktivitas masyarakat tersebut membuat dunia usaha sepi, seperti bidang pariwisata, transportasi online, penjuaan retail dan masih banyak lagi. Berjalannya waktu, tinggal di rumah dinilai tidak bisa selamanya diterapkan untuk menjaga keseimbangan perekonomian. Sejumlah negara pun mulai melonggarakan kebijakan terkait mobilitas warganya. Di sisi lain, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih terus mengancam. Korban jiwa akibat virus corona pun terus bertambah. Di sinilah, pola hidup baru atau new normal akan diimplementasikan. Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia Lantas, apa dan seperti apa new normal tersebut? Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto

No comments:

Post a Comment