Indonesia Tempoe Doeloe Pusat Dokumenter Dan Nostalgia
Potret lawas
Prasasti Poh tahun 905 Masehi.
menggunakan huruf dan bahasanya Jawa Kuna.
Dinamai sebagai prasasti Poh karena berisi tentang penetapan wanua Poh menjadi sima yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung berangka tahun 827 Saka (atau 905 Masehi).
Dalam buku Inscripties van Nederlandsch Indie dengan judul Oorkonde van Balitung uit 905 A. D. [Randoesari I].
Dari alih aksara didapat banyak ilmu pengetahuan lanjutan misalnya bahwa desa Poh dimerdekakan pada tahun 827 Saka, bulan Srawana, tanggal 13 paro-terang [suklapaksa], paringkelan Paniruan [sadwara], pasaran Pon [pancawara], hari Budhawara [saptawara] yang menurut ahli penanggalan dari Perancis yaitu Louis-Charles Damais sama dengan hari Rabu Pon tanggal 17 Juli 905 Masehi.
Desa Poh dimerdekakan secara pajak oleh raja Mataram Kuno (Medang) saat itu yaitu Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Mahasambhu atau lebih sering disebut Dyah Balitung (899 – 911). Berdasarkan penetapannya, prasasti Poh berusia lebih tua 2 tahun dari prasasti Mantyasih yang dijadikan patokan Hari Jadi Kota Magelang.
No comments:
Post a Comment