Berikut ini sedikit kisah hidup Mbah Kalap, penolong orang-orang yang hanyut di Kali Brantas. Nama aslinya adalah S. Kahar Supardi, ia tinggal bersama isterinya Ni Sumarni di Bratang Tanggul dekat Tangkis “air minum” Jagir Wonokromo. Nama mbah Kalap diberikan masyarakat sekitar sebagai penghormatan (Kalap artinya menghilang misterius). Pekerjaan sehari-harinya ialah menjadi pembantu di Polsek Wonokromo. Ia beberapa kali menerima penghargaan atas jasanya membantu masyarakat yang keluarganya tenggelam atau anak-anak yang hampir tenggelam di Kali Brantas Wonokromo. Salah satunya penghargaan dari Dan Tabes Kepolisian Surabaya di tahun 1975.
Untuk mengambil mayat yang tenggelam di Kali Brantas, Mbah Kalap perlu disediakan kemenyan, kembang, merang, serta tikar dan bantal yang biasa dipakai oleh korban yang tenggelam. Pada saat artikel berita ini dimuat dalam surat kabar Suara Karya pada edisi 13 Februari 1975, usianya telah menginjak 44 tahun.
Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI
Sumber : Suara Karya, 13 Februari 1975 halaman 8 kolom 5-8 (Skjil Team)
#mbahKalap #KaliBrantas #Surabaya
No comments:
Post a Comment