23 November 2024

HUTANG MAJAPAHIT KEPADA CINA GAGAL BAYAR Pada puncak Perang Paregreg, meskipun Majapahit berhasil menumpas Kedaton Pamotan yang Brontak dan memenggal kepala Rajanya (Bre Wirabhumi), Majapahit selepas ini hilang wibawanya didepan negeri-negeri taklukannya. Sebabnya adalah karena Kekaisaran Cina Dinasti Ming menghancurkan wibawa Majapahit. Pada saat Majapahit Menyerbu Pamotan, di Pamotan sedang ada Tamu utusan Kekaisaran Dinasti Ming, mereka Para Tamu-Tamu itu jumlahnya yang tewas terbilang banyak, yaitu 150 Orang. Atas Peristiwa itu Kekaisaran Cina menuntut Ganti Rugi sebanyak 60.000 Tahil Emas (Setara Satu triliun enam ratus sembilan belas milyar tiga ratus limapuluh dua juta) sebagai ganti Duta mereka yang terbunuh. Jika tidak Majapahit akan berperang dengan Ming. Menyadari kondisi kekuatan Militer telah merosot akibat imbas perang sebelumnya Majapahit akhirnya menyanggupi Ganti Rugi, namun pernyataan kesanggupan ini juga meleset dari Perjanjian, selama 2 Tahun Majapahit hanya mampu mengangsur 10.000 Tahil Emas saja (16,67%). Kondisi semacam itu terjadi akibat Ekonomi di Majapahit belum pulih Pasca Perang Paregreg. Sebagai bentuk keprihatinan akhirnya Ming, membebaskan Majapahit dari hutang. Walaupun masalah dengan Cina selesai, Dimata negeri taklukannya Majapahit tidak lagi sehebat dahulu, karena tunduk dibawah Kekaisaran Cina Dinasti Ming, karenanya selepas peristiwa ini negeri-negeri Taklukan Majapahit utamanya di Sumatra memberontak, mereka lebih memilih mengirimkan Upeti ke Dinasti Ming dibanding Majapahit untuk menjaga wilayah mereka. Kisah ini dapat dijumpai pada tulisan Ma-Huan yang berjudul Yingyai Shenglan.

 HUTANG MAJAPAHIT KEPADA CINA GAGAL BAYAR


Pada puncak Perang Paregreg, meskipun Majapahit berhasil menumpas Kedaton Pamotan yang Brontak dan memenggal kepala Rajanya (Bre Wirabhumi), Majapahit selepas ini hilang wibawanya didepan negeri-negeri taklukannya. Sebabnya adalah karena Kekaisaran Cina Dinasti Ming menghancurkan wibawa Majapahit. 



Pada saat Majapahit Menyerbu Pamotan, di Pamotan sedang ada Tamu utusan Kekaisaran Dinasti Ming, mereka Para Tamu-Tamu itu jumlahnya yang tewas terbilang banyak, yaitu 150 Orang. 


Atas Peristiwa itu Kekaisaran Cina menuntut Ganti Rugi sebanyak 60.000 Tahil Emas (Setara Satu triliun enam ratus sembilan belas milyar tiga ratus limapuluh dua juta) sebagai ganti Duta mereka yang terbunuh. Jika tidak Majapahit akan berperang dengan Ming. 


Menyadari kondisi kekuatan Militer telah merosot akibat imbas perang sebelumnya Majapahit akhirnya menyanggupi Ganti Rugi, namun pernyataan kesanggupan ini juga meleset dari Perjanjian, selama 2 Tahun Majapahit hanya mampu mengangsur  10.000 Tahil Emas saja (16,67%). Kondisi semacam itu terjadi akibat Ekonomi di Majapahit belum pulih Pasca Perang Paregreg. Sebagai bentuk keprihatinan akhirnya Ming, membebaskan Majapahit dari hutang. 


Walaupun masalah dengan Cina selesai, Dimata negeri taklukannya Majapahit tidak lagi sehebat dahulu, karena tunduk dibawah Kekaisaran Cina Dinasti Ming, karenanya selepas peristiwa ini negeri-negeri Taklukan Majapahit utamanya di Sumatra memberontak, mereka lebih memilih mengirimkan Upeti ke Dinasti Ming dibanding Majapahit untuk menjaga wilayah mereka. 


Kisah ini dapat dijumpai pada  tulisan Ma-Huan yang berjudul Yingyai Shenglan.

No comments:

Post a Comment