Gerwani Mengingatkan Kita untuk Teguh pada Syariat
Pada dekade 1960-an, Gerwani berusaha menanggalkan nilai-nilai syariat dengan membungkusnya dalam dalih "pelestarian budaya." Mereka memandang hijab sebagai simbol penindasan, sementara menggembar-gemborkan kebebasan berpakaian dan berperilaku. Dengan seni rakyat seperti tayub dan ronggeng, mereka menggambarkan perempuan tanpa hijab sebagai lambang kemajuan, sementara perempuan berhijab dianggap terbelakang. Namun, tujuan mereka lebih dari sekadar budaya: mereka berusaha menjauhkan perempuan Muslimah dari syariat Islam
yang merupakan penjaga kemuliaan dan kehormatan.
Namun, meski Gerwani atau paham serupa pernah berusaha menggoyahkan iman, perlawanan dari umat Islam, khususnya dari kaum perempuan, tetap tegar. Hijab tetap menjadi simbol pembebasan, bukan penindasan.
Seruan untuk Muslimah di Jawa:
Wahai Muslimah, tidak ada yang lebih indah daripada berjalan di jalan yang telah ditentukan Allah. Hijab Anda bukan sekadar penutup kepala, tetapi cermin kekuatan, kesucian, dan keteguhan iman. Jangan terpengaruh oleh arus yang mencoba menjauhkan Anda dari jalan-Nya.
Mari kita teguhkan hati, bangkit dengan penuh keyakinan, dan terus jaga identitas Islam kita. Ingatlah bahwa setiap langkah kita di jalan Allah adalah langkah menuju kemenangan hakiki. Jangan biarkan propaganda apa pun meruntuhkan benteng yang telah dibangun oleh syariat.
No comments:
Post a Comment