KERIS MPU GANDRING
Keris Mpu Gandring adalah keris legendaris yang mewarnai cerita sejarah berdirinya Kerajaan Singosari. Catatan mengenai Keris Mpu Gandring bersumber dari Kitab Pararaton. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, Ken Arok. Raja Singosari yang pertama.
Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang sangat sakti yaitu Mpu Gandring berdasarkan pesanan dari Ken Arok.
Ada beberapa pendapat yang menyebutkan darimana Mpu Gandring berasal, salah satu pendapat mengatakan Mpu Gandring berasal dari desa Lulumbang atau Palumbangan atau Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, dekat Wlingi-Blitar. Riwayat lain mengatakan dari desa Lumbang di Kabupaten Pasuruan bahkan ada pendapat yang mengatakan keris ini dibuat di puncak Gunung Gajah Mungkur. Tapi pendapat terkuat lebih mengarah kepada Desa Lulumbang, yang diperkirakan saat ini berada di daerah Plumbangan-Doko, dekat Wlingi Blitar. Tempat pembuatan keris tersebut sampai sekarang masih bisa ditemukan di dukuh Pandean-Wlingi-Blitar. Di kemudian hari setelah Ken Arok menjadi raja, sebagai penebus kesalahannya, Ken Arok menjadikan desa Lulumbang atau Palumbangan menjadi daerah bebas pajak. Pintu gerbang masuk wilayah Palumbangan ini pernah diperbaiki di era Majapahit, yang sampai sekarang dikenal dengan Candi Plumbangan. Hal inilah yang menguatkan dugaan tersebut.
Mpu Gandring merupakan sahabat dari Bango Samparan,ayah angkat Ken Arok.
Dikisahkan dalam Pararaton bahwa Ken Arok berniat mencari senjata ampuh untuk membunuh majikannya, yaitu Tunggul Ametung seorang Akuwu Tumapel (selevel Camat Singosari). Ia ingin memiliki sebilah keris yang dapat membunuh hanya sekali tusuk. Akhirnya Bango Samparan pun memperkenalkan Ken Arok pada Mpu Gandring.
Awalnya Ken Arok meminta keris bisa dibuat dalam satu malam saja, tapi Mpu Gandring menyatakan tidak sanggup, dan demi mewujudkan pesanan Ken Arok, Mpu Gandring meminta waktu setahun untuk menyelesaikan pesanan keris tersebut. Tapi Ken Arok tidak sabar. Ia berjanji akan datang lagi setelah lima bulan.
Dalam pembuatan keris tersebut, konon Mpu Gandring menggunakan batu meteor dan mencelupkan keris yang masih panas ke dalam bisa ular. Hal tersebut konon bakal membuat keris memiliki kekuatan supranatural yang melebihi apapun.
Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring akan menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah lebih satu hari dan harus diambil. Untuk menguji kesaktian Keris tersebut Ken Arok menusukkan keris tersebut kepada Mpu Gandring sendiri. Mpu Gandring pun roboh dan dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok termasuk Ken Arok sendiri.
Dan dalam dalam sejarah ataupun legenda yang kita ketahui, ternyata ada 7 (tujuh) orang yang terbunuh oleh Keris Mpu Gandring:
1. Mpu Gandring, Sang Pembuat Keris.
2. Kebo Ijo, rekan Ken Arok.
3. Tunggul Ametung, Penguasa Tumapel saat itu.
4. Ken Arok, Pendiri Kerajaan Singasari.
5. Ki Pengalasan, pengawal Anusapati yang membunuh Ken Arok
6. Anusapati, Anak Ken Dedes yang memerintah Ki Pengalasan membunuh Ken Arok.
7. Tohjaya, putera Ken Arok dari selirnya Ken Umang tidak terbunuh oleh keris ini, tetapi terluka oleh lembing, dan akhirnya tewas karena luka-lukanya.
Satu lagi yang terakhir adalah Ken Dedes yang mati oleh keris itu. Untuk memusnahkan keris yang telah memakan banyak korban itu, seorang raja jawa yang memiliki kesaktian luar biasa, akhirnya konon melarung / membuang keris tersebut ke kawah Gunung Kelud di Jawa Timur. Tidak jelas disebutkan siapa Raja Jawa tersebut.
Kepopuleran mengenai kesaktian Keris Mpu Gandring ini juga sempat diangkat dalam salah satu episode sandiwara radio legendaris Tutur Tinular pada episode “keris Mpu Gandring” dimana Arya Kamandanu harus bertapa di Petilasan Mpu Gandring atas saran dari Mpu Lunggah (kakak seperguruan Mpu Ranubaya guru dari Arya Kamandanu) untuk mengalahkan musuh besarnya Mpu Tong Bajil dan melawan keganasan Pedang Naga Puspa. Di akhir cerita Keris Mpu Gandring tersebut akhirnya kembali ke alam gaib dan berubah menjadi sebatang kayu kering. Meskipun sandiwara radio Tutur Tinular ini adalah cerita fiksi, tapi hal ini semakin membuktikan bahwa tuah dan kesaktian Keris Mpu Gandring memang sangat populer dan melegenda selama berabad abad di bumi nusantara.
Disarikan dari beberapa sumber berita dan ditulis ulang oleh penulis.
No comments:
Post a Comment