09 February 2024

TITI WEKTU - JAM TRADISIONAL MASYARAKAT JAWA Bagian 1 ( Byar sampai Surup ) Sebelum dikenal jam ala eropa yang menandai waktu dalam 24 jam dan tiap jam terdapat angka (setelah diadopsi masyarakat Jawa disebut "Tabuh" atau Melayu "Pukul"), masyarakat Jawa menandai perubahan waktu berdasar kebiasaan dan suasana pergerakan matahari/bulan atau keadaan gelap/terang. Pembagiannya tidak pas sesuai jam ala barat. Ini penyebutan titi wektu masyarakat Jawa dan kemungkinan juga dipunyai suku2 Nusantara lain dengan istilah yang lain. Copyright gambar AI Sejarah Jogyakarta Bersambung bagian 2 [ Bakda Magrib - Saput Lemah ] Rujukan : - Pepak Kawruh Basa Jawi - Purwadi. 2006. Pétungan Jawa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher - Javanese lexical marker of time, journal by Siti Raudloh 2012

 TITI WEKTU - JAM TRADISIONAL MASYARAKAT JAWA

Bagian 1 ( Byar sampai Surup )


Sebelum dikenal jam ala eropa yang menandai waktu dalam 24 jam dan tiap jam terdapat angka (setelah diadopsi masyarakat Jawa disebut "Tabuh" atau Melayu "Pukul"), masyarakat Jawa menandai perubahan waktu berdasar kebiasaan dan suasana pergerakan matahari/bulan atau keadaan gelap/terang. Pembagiannya tidak pas sesuai jam ala barat. 


Ini penyebutan titi wektu masyarakat Jawa dan kemungkinan juga dipunyai suku2 Nusantara lain dengan istilah yang lain.


Copyright gambar AI Sejarah Jogyakarta


Bersambung bagian 2 [ Bakda Magrib - Saput Lemah ]













Rujukan :

- Pepak Kawruh Basa Jawi

- Purwadi. 2006. Pétungan Jawa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher

- Javanese lexical marker of time, journal by Siti Raudloh 2012

No comments:

Post a Comment