Inovasi Pemkot Magelang menciptakan Program Kampung Tematik Terpadu dan Hijau (Teduh), membuahkan hasil. Kelurahan Panjang yang menjadi pilot project program itu, lewat Kampung Bogeman Wetan, berhasil masuk nominasi Lomba Hari Habitat 2019 tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Di hadapan tim penilai dari Provinsi Jawa Tengah, Wakil Walikota Magelang, Windarti Agustina mengaku optimis, Kampung Bogeman Wetan dapat memberikan prestasi terbaiknya. Menurutnya, adanya Lomba Hari Habitat ini menjadi kesempatan bagi Pemkot Magelang, untuk menangani permukiman di Kota Magelang.
”Saya harap, kemandirian dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat Kampung Bogeman Wetan dan sentuhan dari Pemkot Magelang dalam menata kawasan permukiman bisa diapresiasi tim penilai dan bisa menjadi juara dalam lomba ini,” kata Windarti saat memberikan paparan di hadapan tim penilai Provinsi Jawa Tengah, di Kampung Bogeman Wetan, Panjang, Magelang Tengah, Kamis (19/9).
Dia juga berharap Kampung Bogeman Wetan ini bisa menjadi barometer dan memotivasi kelurahan lain dalam menata masalah pemukiman. Termasuk bersama-sama menjaga lingkungan, agar bersih dan sehat, sekaligus mampu menunjang Kota Magelang menuju smart city.
”Mengubah perilaku masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungannya adalah hasil sinergi masyarakat dengan pemerintah, termasuk dengan Camat dan Lurah, OPD, dan stake holders terkait,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kota Magelang, Handini Rahayu mengatakan, sebanyak 15 daerah kabupaten/kota se-Jawa Tengah mengikuti Lomba Habitat ini. Kota Magelang menjadi salah satu dari 9 nominator yang mendapat tinjauan tim lapangan.
”Jika berhasil memenangkan lomba ini, hadiahnya cukup besar tetapi difokuskan untuk kegiatan infrastruktur. Juara pertama mendapat Rp1 miliar, juara kedua Rp750 juta, dan juara ketiga Rp500 juta. Untuk harapan, kemungkinan Rp300 juta,” katanya.
Menurut perempuan yang akrab disapa Dini ini, Kota Magelang cukup diuntungkan lantaran mulai tahun ini telah dicangkan Kampung Teduh. Program ini merupakan kolaborasi dari pemberdayaan masyarakat dan juga dorongan anggaran pembangunan infrastruktur untuk mengatasi kawasan kumuh.
”Ini juga selaras dengan program 100-0-100 atau 100 persen akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen akses sanitasi,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, program yang dicetuskan semua OPD tersebut melibatkan masyarakat terutama dalam menjaga lingkungan yang indah, bersih, dan asri melalui pemberdayaan masyarakat perkampungan. Sebab menurutnya, potensi lokal paling diketahui oleh masyarakat itu sendiri.
”Sebagai pilot projectnya adalah Kelurahan Panjang, sedangkan ke depan rencana akan diteruskan di Kelurahan Rejowinangun Utara, Tidar Utara, Tidar Selatan, dan Jurangombo Selatan, untuk mengikuti pembentukan Kampung Teduh,” ungkapnya.
Tak hanya pengentasan kawasan kumuh, program Kampung Teduh, lanjutnya, juga tersemat penguatan sisi perekonomian warga. Penguatan itu terdiri dari berbagai aspek, mulai dari UMKM, ruang terbuka hijau yang ramah edukasi, taman, PHBS, dan lainnya.
”Kami ingin memunculkan potensi dari gagasan warga itu sendiri, karena program ini adalah bottom up (dari bawah ke atas). Lewat Kampung Teduh, masyarakat bisa menyeleksi apa saja potensi di kampungnya, dan pemerintah bisa memberikan dorongan atau pemberdayaan,” katanya. (humaspemkotmagelang)
SUMBER :
http://www.magelangkota.go.id/home/detail/200919rudi1
No comments:
Post a Comment