BAGONG KUSSUDIARJA
Sekilas tentang profil Bagong Kussudiardja yang lahir di Yogyakarta 9 Oktober 1928 - wafat di Yogyakarta 15 Juni 2004 (umur 75).
Beliau adalah seniman berpengaruh dengan prestasi dan pencapaian yang dapat diperhitungkan sebagai salah satu tonggak budaya dalam sejarah pasca-kolonial Indonesia modern. Tak banyak seniman yang memiliki riwayat kehidupan kreatif dengan faset yang berlapis-lapis seperti BK; berkarakter kuat, unik & terbuka. BK memiliki energi yang melimpah dan bisa meledak kapan saja dalam berbagai bentuk; sketsa, lukisan, karya tiga dimensional maupun berbagai komposisi tari.
Lebih dari separuh hidup BK didedikasikan kepada dunia kesenian dengan segenap passion-nya. BK tak hanya mewariskan artefak karya seni rupa, studio, catatan/esai/puisi, beragam koreografi tari beserta nilai maknanya, tetapi juga mewariskan semangat pencarian, pemikiran dan penciptaan yang penuh passion.
“Kiprah Bagong untuk mendinamisasi jagat seni rupa Indonesia merupakan kontribusi nilai yang tidak dapat diingkari. Ini terutama sangat jelas terwujud dalam dunia seni lukis batik, dimana ia – dengan berbagai eksperimentasinya – menjadi salah satu pelopor. Sementara itu, hal lain yang cukup penting adalah peran dia yang cukup menonjol dalam mengetengahkan isu-isu (persoalan-persoalan) seni rupa (seni lukis) dalam masyarakat lewat berbagai pamerannya. Sehingga, dunia seni rupa yang semula marjinal menjadi lebih diapresiasi masyarakat.” (Fadjar Sidik; pelukis, dosen Jurusan Seni Lukis, Ketua Jurusan & Pembantu Rektor III ISI Yogyakarta)
Kegelisahan BK tentang kesenian yang semestinya dinamis dan tidak hanya berhenti sebagai benda sakral melahirkan gagasan pendirian lembaga pendidikan kesenian non formal bernama Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK). Terinspirasi oleh kehidupan pesantren dengan model pendidikannya yang berdasarkan kekeluargaan, BK mendorong para cantrik-mentrik (siswa) belajar kesenian sekaligus belajar mengolah rasa agar mampu mengabdikan dirinya kepada masyarakat.
BK adalah pembuat sejarah. Ia mengajarkan perjuangan, pergulatan hidup, semangat dan kecerdasan sosial. Dengan kecerdasan sosial, kiprah BK mampu menjangkau sedemikian luas, menembus berbagai sekat; agama, birokrasi, dan kekuasaan. Generasi kini dapat belajar dari seorang BK, tidak hanya tentang kecerdasan sosial dan kisah suksesnya, namun juga kelemahan dan kegagalannya, yang membuat seorang BK tampak penuh vitalitas dan percaya diri.
“Saya selalu punya keinginan untuk menanamkan rasa bertanggung jawab kepada mereka yang belajar di Padepokan, agar mereka merasa perlu buat mengabdikan diri kepada masyarakat dan kemanusiaan, demi atau dengan perantaraan kesenian.Itulah tujuan Padepokan. Dus, bukan untuk mencetak seniman.” alm. Bagong Kussudiardja
No comments:
Post a Comment