05 July 2024

TRADISI PENAMAAN SUKU BALI Tradisi penamaan di kalangan suku Bali unik karena berkaitan dengan jenis kelamin, urutan kelahiran, dan status kebangsawanan (kasta). Ini memudahkan masyarakat Bali mengetahui kasta dan urutan kelahiran seseorang. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-14, pada masa pemerintahan Raja Gelgel "Dalem Ketut Kresna Kepakisan," meskipun pengaruhnya dari Majapahit belum pasti. SISTEM WANGSA / KASTA 1. Brahmana: Gelar Ida atau Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk perempuan. Dulunya, mereka adalah pemuka agama, pendeta, pedanda dan keluarganya. 2. Kesatria: Gelar Anak Agung, Cokorda, I Gusti Agung, Gede dan I Dewa. Mereka adalah keturunan raja, bangsawan dan pejabat tinggi. 3. Waisya: Gelar Ngakan, Kompyang, Sang, atau Si. Dulunya, mereka berprofesi di bidang niaga dan industri. 4. Sudra: Tidak memiliki gelar kebangsawanan dan menggunakan nama berdasarkan urutan kelahiran seperti Wayan, Putu, Made, Nyoman, dan Ketut. JENIS KELAMIN - Laki-laki : Awalan "I". - Perempuan : Awalan "Ni". Untuk keturunan bangsawan, digunakan "Ida" atau "Ayu" dan "Istri" sebagai padanan "Ayu". URUTAN KELAHIRAN 1. Anak pertama : Wayan, Putu, atau Gede. 2. Anak kedua : Made, Nengah, atau Kadek. 3. Anak ketiga : Nyoman atau Komang. 4. Anak keempat : Ketut. Jika memiliki lebih dari empat anak, nama-nama ini diulang kembali dengan beberapa variasi. Tradisi ini kini menjadi ciri khas budaya orang Bali. #fyp #fbpro #sejarah #bali #fbreelsfypシ゚

 TRADISI PENAMAAN SUKU BALI


Tradisi penamaan di kalangan suku Bali unik karena berkaitan dengan jenis kelamin, urutan kelahiran, dan status kebangsawanan (kasta). Ini memudahkan masyarakat Bali mengetahui kasta dan urutan kelahiran seseorang. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-14, pada masa pemerintahan Raja Gelgel "Dalem Ketut Kresna Kepakisan," meskipun pengaruhnya dari Majapahit belum pasti.


SISTEM WANGSA / KASTA

1. Brahmana: Gelar Ida atau Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk perempuan. Dulunya, mereka adalah pemuka agama, pendeta, pedanda dan keluarganya.

2. Kesatria: Gelar Anak Agung, Cokorda, I Gusti Agung, Gede dan I Dewa. Mereka adalah keturunan raja, bangsawan dan pejabat tinggi.

3. Waisya: Gelar Ngakan, Kompyang, Sang, atau Si. Dulunya, mereka berprofesi di bidang niaga dan industri.

4. Sudra: Tidak memiliki gelar kebangsawanan dan menggunakan nama berdasarkan urutan kelahiran seperti Wayan, Putu, Made, Nyoman, dan Ketut.


JENIS KELAMIN

- Laki-laki : Awalan "I".

- Perempuan : Awalan "Ni". Untuk keturunan bangsawan, digunakan "Ida" atau "Ayu" dan "Istri" sebagai padanan "Ayu".


URUTAN KELAHIRAN

1. Anak pertama : Wayan, Putu, atau Gede.

2. Anak kedua : Made, Nengah, atau Kadek.

3. Anak ketiga : Nyoman atau Komang.

4. Anak keempat : Ketut.


Jika memiliki lebih dari empat anak, nama-nama ini diulang kembali dengan beberapa variasi. Tradisi ini kini menjadi ciri khas budaya orang Bali.



#fyp #fbpro #sejarah #bali #fbreelsfypシ゚

KAPAL BANAWA __________ Benawa atau Banawa adalah suatu jenis kapal dari Gowa, sebuah kerajaan tua di sudut barat daya pulau Sulawesi, Indonesia. Catatan paling awal dari kapal ini adalah dari Hikayat Banjar, Baris 1067 yang ditulis pada atau tidak lama setelah 1663. Saat ini, jenisnya sudah punah. Palari dan Padewakkang, kapal dengan lambung serupa, telah menggantikan tempatnya. Etimologi : Kata Benawa/ Banawa berasal dari bahasa Nusantara kuno, yang berarti perahu atau kapal. Dalam bahasa yang berbeda, kata tersebut dapat merujuk pada jenis kapal dan perahu yang berbeda, tergantung pada konteks kalimatnya. Deskripsi : Banawa dibuat khusus untuk transportasi hewan seperti kuda dan kerbau. Lambungnya lebar dengan lunas cembung, dengan linggi depan dan belakang yang menjulang tinggi. Di kedua sisinya ada jalan kecil yang menempel pada sejumlah balok melintang yang menyatu ke sokongan. Fungsi sekunder dari balok ini adalah untuk membagi ruang geladak menjadi kompartemen yang sama untuk hewan ternak. Geladak diatas "kandang" tersebut terbuat dari kisi bambu. Kapal ini dikemudikan dengan dua kemudi samping, yang dipasang pada pasangan balok silang yang berat dengan cara sedemikian rupa sehingga memungkinkan pelepasan darurat yang cepat. Para juru mudi berdiri di bagian samping kapal. Ada kabin sempit untuk kapten di bawah dek belakang (poop deck). Kapal ini memiliki 2 hingga 3 tiang, keduanya adalah tiang berkaki tiga dengan kaki belakang dipasang pada "kemah" yang berat melalui spar horizontal yang dapat berputar. Jika kaki depannya keluar dari kait yang menahannya, tiang dapat diturunkan dengan mudah. Layarnya adalah layar tanja dan terbuat dari anyaman tikar karoro. Dengan pengaruh Eropa pada abad-abad terakhir, layar bergaya barat juga dapat digunakan. Di masa lalu, pelaut Makassar dapat berlayar sejauh Papua Nugini dan SingapuraSingapura serta pulau-pulau di kawasan negeri dibawah angin (kawasan Asia Tenggara). Sumber wikipedia : Gambar vektor Banawa dari Gowa, Sulawesi. Ada inset pemasangan kemudi. Kapal ini menunjukkan layar haluan, yang merupakan pengaruh Eropa. #banawa #makassar #Sulawesi #Sejarah #FaktaSejarah #BayuYulianto

 KAPAL BANAWA 

__________

Benawa atau Banawa adalah suatu jenis kapal 

dari Gowa, sebuah kerajaan tua di sudut barat 

daya  pulau Sulawesi, Indonesia. Catatan paling awal dari kapal ini adalah dari Hikayat Banjar, 

Baris 1067 yang ditulis pada atau tidak lama setelah 1663. Saat ini, jenisnya sudah punah.

Palari dan Padewakkang, kapal dengan lambung serupa, telah menggantikan tempatnya.



Etimologi : 

Kata Benawa/ Banawa berasal dari bahasa 

Nusantara kuno, yang berarti perahu atau kapal. Dalam bahasa yang berbeda, kata tersebut dapat merujuk pada jenis kapal dan perahu yang berbeda, tergantung pada konteks kalimatnya.


Deskripsi :

Banawa dibuat khusus untuk transportasi

hewan seperti kuda dan kerbau. Lambungnya lebar dengan lunas cembung, dengan linggi 

depan dan belakang yang menjulang tinggi.

Di kedua sisinya ada jalan kecil yang menempel pada sejumlah balok melintang yang menyatu

ke sokongan. Fungsi sekunder dari balok ini 

adalah untuk membagi ruang geladak menjadi kompartemen yang sama untuk hewan ternak. Geladak diatas "kandang" tersebut terbuat dari

kisi bambu.


Kapal ini dikemudikan dengan dua kemudi samping, yang dipasang pada pasangan balok silang yang berat dengan cara sedemikian rupa sehingga memungkinkan pelepasan darurat yang cepat.


Para juru mudi berdiri di bagian samping kapal. Ada kabin sempit untuk kapten di bawah dek belakang (poop deck). Kapal ini memiliki 2 hingga 3 tiang, keduanya adalah tiang berkaki tiga dengan kaki belakang dipasang pada "kemah" yang berat melalui spar horizontal yang dapat berputar. 


Jika kaki depannya keluar dari kait yang menahannya, tiang dapat diturunkan dengan mudah. Layarnya adalah layar tanja dan terbuat dari anyaman tikar karoro. Dengan pengaruh

Eropa pada abad-abad terakhir, layar bergaya

barat juga dapat digunakan.


Di masa lalu, pelaut Makassar dapat berlayar sejauh Papua Nugini dan SingapuraSingapura serta pulau-pulau di kawasan negeri dibawah angin (kawasan Asia Tenggara). 


Sumber wikipedia :

Gambar vektor Banawa dari Gowa, Sulawesi.

Ada inset pemasangan kemudi. Kapal ini menunjukkan layar haluan, yang merupakan pengaruh Eropa.


#banawa #makassar #Sulawesi #Sejarah #FaktaSejarah #BayuYulianto

04 July 2024

Sejarah Magelang - Kantor Bupati Magelang. Sumber: Pandji Poestaka, 1934. Koleksi Perpustakaan Nasional RI (Atk)

 Kantor Bupati Magelang. Sumber: Pandji Poestaka, 1934. Koleksi Perpustakaan Nasional RI (Atk)



Marlia Hardi adalah artis Indonesia tiga zaman. Di kala mudanya beliau ikut terlibat dalam beberapa film layar lebar, seangkatan dengan Nana Mayo, Tina Melinda dan Ermina Zaenah. Di masa keemasan TVRI, sering tampil dalam drama seri keluarga dan selalu memerankan sosok Ibu yang bijaksana. Berikut kisah ringkas riwayat hidupnya. Marlia dilahirkan di Magelang pada 10 Maret 1927 sebagai anak tunggal dari Ibu yang asli Magelang dan ayah yang berasal dari Bugis bernama Nico. Sejak duduk di sekolah dsaar ia sudah tertarik pada seni peran. Ia selalu menirukan gerak-gerik artis pujaanya “Miss Rukiah” sesudah menonton filmnya. Ayahnya meninggal ketika Marlia masih muda. Ia tetap bisa melanjutkan sekolah hingga SMA. Tak lama kemudian dipertemukan dengan pemuda bernama Hardi yang kemudian menjadi suaminya. Sekitar tahun 1948, bertemu dengan Pak Kasur di kotanya di Magelang. Kala itu Pak Kasur sedang mengadakan pertunjukan sandiwara untuk menggalang dana dalam rangka mendukung para pejuang di masa revolusi. Marlia diberi kesempatan untuk ikut bermain. Pak Kasur melihat ia mempunyai bakat di dalam seni peran. Tahun 1954 PFN memuat film “Sang Merah Putih”. Dalam film ini Pak Kasur dan bu Kasur juga turut main dan mengajak Marlia ikut. Sejak itu, banyak sudah film yang pernah dibintanginya. Ada sekitar 50-60 an judul film. Tahun 1964, ia pernah memperoleh penghargaan dari panitia Apresiasi Budaya. HIngga tahun 70-an ia aktif di perkumpulan kesenian “Bayu” yang didirikannya pada tahun 1957. Ketika menikah dengan suami pertamanya Hardi pada tahun 1958, mereka dikaruniai 2 orang anak yaitu Tunggul Baskoro dan Prehara Revianti. Suami pertamanya meninggalkannya begitu saja. Di tahun 1964 ia menikah lagi dengan Zainul Arifin dan hijrah ke Jakarta. Anaknya yang pertama Tunggul Baskoro yang biasa dipanggil Era memutuskan tinggal di kampung Ringinanom Magelang. Pada tanggal 18 Juni 1984, Marlia Hardi memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Sebelumnya ia menulis beberapa surat yang ditujukan kebeberapa temannya. Dari hasil investigasi, yang melatarbelakangi Ia mengakhiri hidupnya dikarenakan tekanan metal yang tidak dapat dipikulnya. Banyak orang yang berhutang kepadanya dan tak pernah membayar. Sementara ia sendiri, setelah ditinggal kembali oleh suami keduanya, harus menanggung beban hidup sendirian dan memaksanya untuk berhutang. Awalnya ia mempunyai hutang sebesar Rp. 3 juta karena meminjam dari renternir kemudian membengkak menjadi 10 juta, belum beberapa pinjaman kepada para teman dekatnya. Ia tak sanggup membayarnya. Belum berbagai gossip miring tentangnya, ini sangat menyakiti dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga yang sangat berperangai halus ini. Salah satu pelajaran penting dari kisah hidupnya antara lain : jangan sampai hidup kita terjerat hutang, yang sekarang menjadi jauh lebih mudah meminjam hanya bermodalkan ktp dan aplikasi “pinjaman online”. Namun untuk membayarnya berlipat kali lebih sulit. Hiduplah sesuai kemampuan fisik dan mental psikologis kita. Hidup “apa adanya“ lebih baik dari pada “banyak adanya” tapi banyak hutang. Sumber: Harian Indonesia Raya, 29-4-1973 & Sinar Harapan 21-06-1984. Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI Salemba (Skala-team) #tokoh #film #sandiwara #TVRI

 Marlia Hardi adalah artis Indonesia tiga zaman. Di kala mudanya beliau ikut terlibat dalam beberapa film layar lebar, seangkatan dengan Nana Mayo, Tina Melinda dan Ermina Zaenah. Di masa keemasan TVRI, sering tampil dalam drama seri keluarga dan selalu memerankan sosok Ibu yang bijaksana. Berikut kisah ringkas riwayat hidupnya.



Marlia dilahirkan di Magelang pada 10 Maret 1927 sebagai anak tunggal dari Ibu yang asli Magelang dan ayah yang berasal dari Bugis bernama Nico.  Sejak duduk di sekolah dsaar ia sudah tertarik pada seni peran. Ia selalu menirukan gerak-gerik artis pujaanya “Miss Rukiah” sesudah menonton filmnya.


Ayahnya meninggal ketika Marlia masih muda. Ia tetap bisa melanjutkan sekolah hingga SMA. Tak lama kemudian dipertemukan dengan pemuda bernama Hardi yang kemudian menjadi suaminya. 


Sekitar tahun 1948, bertemu dengan Pak Kasur di kotanya di Magelang. Kala itu Pak Kasur sedang mengadakan pertunjukan sandiwara untuk menggalang dana dalam rangka mendukung para pejuang di masa revolusi. Marlia diberi kesempatan untuk  ikut bermain. Pak Kasur melihat ia mempunyai bakat di dalam seni peran.


Tahun 1954 PFN memuat film “Sang Merah Putih”. Dalam film ini Pak Kasur dan bu Kasur juga turut main dan mengajak Marlia ikut. Sejak itu, banyak sudah film yang pernah dibintanginya. Ada sekitar 50-60 an judul film.  Tahun 1964, ia pernah memperoleh penghargaan dari panitia Apresiasi Budaya. HIngga tahun 70-an ia aktif di perkumpulan kesenian “Bayu” yang didirikannya pada tahun 1957.


Ketika menikah dengan suami pertamanya Hardi pada tahun 1958, mereka dikaruniai 2 orang anak yaitu Tunggul Baskoro dan Prehara Revianti. Suami pertamanya meninggalkannya begitu saja. Di tahun 1964 ia menikah lagi dengan Zainul Arifin dan hijrah ke Jakarta. Anaknya yang pertama Tunggul Baskoro yang biasa dipanggil Era memutuskan tinggal di kampung Ringinanom Magelang.

 

Pada tanggal 18 Juni 1984, Marlia Hardi memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.  Sebelumnya ia menulis beberapa surat yang ditujukan kebeberapa temannya. Dari hasil investigasi,  yang melatarbelakangi Ia mengakhiri hidupnya dikarenakan tekanan metal yang tidak dapat dipikulnya. Banyak orang yang berhutang kepadanya dan tak pernah membayar. Sementara ia sendiri, setelah ditinggal kembali oleh suami keduanya, harus menanggung beban hidup sendirian dan memaksanya untuk berhutang. Awalnya ia mempunyai hutang sebesar Rp. 3 juta karena meminjam dari renternir kemudian membengkak menjadi 10 juta, belum beberapa pinjaman kepada para teman dekatnya. Ia tak sanggup membayarnya.  Belum berbagai gossip miring tentangnya, ini sangat menyakiti dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga yang sangat berperangai halus ini.


Salah satu pelajaran penting dari kisah hidupnya antara lain : jangan sampai hidup kita terjerat hutang, yang sekarang menjadi jauh lebih mudah meminjam hanya bermodalkan ktp dan aplikasi “pinjaman online”. Namun untuk membayarnya berlipat kali lebih sulit.  Hiduplah sesuai kemampuan fisik dan mental psikologis kita. Hidup “apa adanya“ lebih baik dari pada “banyak adanya” tapi banyak hutang.


Sumber: Harian Indonesia Raya, 29-4-1973  & Sinar Harapan 21-06-1984. Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI Salemba (Skala-team)


#tokoh #film #sandiwara #TVRI

15 FAKTA MENARIK IAN ANTONO: 1. Nama Asli dan Nama Panggung: Ian Antono lahir dengan nama Jauw Hian Ling pada 29 Oktober 1950 di Bululawang, Malang. Di Indonesia, ia dikenal sebagai Jusuf Antono Djojo, tetapi ia lebih populer dengan nama panggung Ian Antono. 2. Kontribusi di Luar God Bless: Selain menjadi gitaris legendaris God Bless, Ian juga telah berkontribusi dalam menggarap komposisi dan permainan gitar untuk berbagai artis ternama Indonesia, seperti Nicky Astria, Ikang Fawzi, Anggun C. Sasmi, Ebiet G Ade, Iwan Fals, dan Chrisye. 3. Album Tribute: Karena pengaruh dan kontribusinya yang besar di dunia musik, beberapa grup band seperti EdanE, Sheila On 7, Padi, Gigi, Cokelat, Boomerang, dan /rif pernah mempersembahkan sebuah album berjudul "A Tribute to Ian Antono". 4. Latar Belakang Keluarga: Ian Antono lahir dari pasangan Dharmo Poesoko Djojo (Jauw Thwan Too) dan Siti Marijani (Sie Tien Nio). 5. Awal Karier Sebagai Drummer: Sebelum dikenal sebagai gitaris, Ian Antono awalnya adalah seorang drummer. Namun, setelah mendengar musik dari The Shadows, ia tertarik untuk beralih ke gitar. 6. Band Pertama: Ian pertama kali bergabung dengan band Abadi Soesman, yang cukup dikenal pada masanya. Ini menjadi awal dari perjalanannya di dunia musik. 7. Bergabung dengan God Bless: Pada tahun 1974, Ian resmi menjadi gitaris God Bless. Bersama band ini, ia merilis album-album legendaris seperti Huma di Atas Bukit (1975), Cermin (1980), dan Semut Hitam (1988). 8. Peralihan ke Gong 2000: Setelah mundur dari God Bless, Ian bergabung dengan Gong 2000 dan merilis album-album seperti Bara Timur (1991), Laskar(1994), dan Prahara (1996). Di Gong 2000, Ian memasukkan banyak unsur musik Bali, melibatkan hingga 20 musisi asli Bali dalam setiap penampilannya. 9. Kembali ke God Bless: Pada tahun 1997, Ian kembali ke God Bless dan berduet dengan Eet Sjahranie, menciptakan konsep double gitar yang menarik perhatian, meski album Apa Kabar? kurang sukses di pasaran. 10. Produktivitas Tinggi: Ian Antono dikenal sebagai musisi yang sangat produktif. Dalam setahun, ia bisa menggarap album untuk berbagai penyanyi ternama seperti Iwan Fals, Anggun C. Sasmi, Nicky Astria, Doel Sumbang, Gito Rollies, Ebiet G Ade, Ikang Fawzi, dan Freddy Tamaela. 11. Penghargaan Bergengsi: Ian telah menerima banyak penghargaan, termasuk BASF Award (1987-1988) untuk Arranger Terbaik dan Komposer Terbaik untuk album Gersang (Nicky Astria), HDX Award (1989) untuk lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals), BAFS Award (1989) untuk album *Bara Timur* (Gong 2000) sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer, serta HDX Award (1994) untuk album Laskar (Gong 2000) sebagai Album Terbaik. Ia juga menerima Diamond Achievement Award pada tahun 1995. 12. Pengalaman Internasional: Pada tahun 1999, Ian diundang oleh Ramli Syarif untuk memeriahkan ajang Formula-1 di Malaysia. Di sana, ia berkesempatan mempelajari perangkat milik Steve Vai dan mendapatkan wawasan baru yang belum pernah ia dapatkan di Indonesia. 13. Koleksi Gitar yang Mengesankan: Ian Antono memiliki koleksi gitar yang beragam dan mengesankan, termasuk Gibson Les Paul Standar, Gibson SG Double Neck, Hamer, Kramer Tracer, Fender Stratocaster, Ibanez JEM 77, Washburn N-4, Gibson Les Paul Deluxe, Ovation Elite, Gibson Chat Atkins, Martin CMF, Martin EST 12 senar, dan Seagull. 14. Amplifier Berkualitas Tinggi: Untuk mendukung performa gitarnya, Ian menggunakan amplifier berkualitas tinggi seperti Messa Boogie Strategy 400, Marshall JCM 900 1960, Trace Elliot AC-100, Messa Boogie Quad, dan Messa Boogie Tri Axis. 15. Penggunaan Efek Profesional: Ian juga memanfaatkan efek profesional dalam penampilannya, termasuk Roland GP8 dan Harmonizer Eventid H-3000S, untuk menciptakan suara yang khas dan beragam dalam setiap penampilannya. BOGOR 1 JULI 2024 SUMBER WIKIPEDIA #IANANTONO #GODBLESS #GUITARHERO

 15 FAKTA MENARIK IAN ANTONO:


1. Nama Asli dan Nama Panggung: 

Ian Antono lahir dengan nama Jauw Hian Ling pada 29 Oktober 1950 di Bululawang, Malang. Di Indonesia, ia dikenal sebagai Jusuf Antono Djojo, tetapi ia lebih populer dengan nama panggung Ian Antono.



2. Kontribusi di Luar God Bless: 

Selain menjadi gitaris legendaris God Bless, Ian juga telah berkontribusi dalam menggarap komposisi dan permainan gitar untuk berbagai artis ternama Indonesia, seperti Nicky Astria, Ikang Fawzi, Anggun C. Sasmi, Ebiet G Ade, Iwan Fals, dan Chrisye.


3. Album Tribute: 

Karena pengaruh dan kontribusinya yang besar di dunia musik, beberapa grup band seperti EdanE, Sheila On 7, Padi, Gigi, Cokelat, Boomerang, dan /rif pernah mempersembahkan sebuah album berjudul "A Tribute to Ian Antono".


4. Latar Belakang Keluarga: 

Ian Antono lahir dari pasangan Dharmo Poesoko Djojo (Jauw Thwan Too) dan Siti Marijani (Sie Tien Nio).


5. Awal Karier Sebagai Drummer: 

Sebelum dikenal sebagai gitaris, Ian Antono awalnya adalah seorang drummer. Namun, setelah mendengar musik dari The Shadows, ia tertarik untuk beralih ke gitar.


6. Band Pertama: 

Ian pertama kali bergabung dengan band Abadi Soesman, yang cukup dikenal pada masanya. Ini menjadi awal dari perjalanannya di dunia musik.


7. Bergabung dengan God Bless: 

Pada tahun 1974, Ian resmi menjadi gitaris God Bless. Bersama band ini, ia merilis album-album legendaris seperti Huma di Atas Bukit (1975), Cermin (1980), dan Semut Hitam (1988).


8. Peralihan ke Gong 2000: 

Setelah mundur dari God Bless, Ian bergabung dengan Gong 2000 dan merilis album-album seperti Bara Timur (1991), Laskar(1994), dan Prahara (1996). Di Gong 2000, Ian memasukkan banyak unsur musik Bali, melibatkan hingga 20 musisi asli Bali dalam setiap penampilannya.


9. Kembali ke God Bless: 

Pada tahun 1997, Ian kembali ke God Bless dan berduet dengan Eet Sjahranie, menciptakan konsep double gitar yang menarik perhatian, meski album Apa Kabar? kurang sukses di pasaran.


10. Produktivitas Tinggi: 

Ian Antono dikenal sebagai musisi yang sangat produktif. Dalam setahun, ia bisa menggarap album untuk berbagai penyanyi ternama seperti Iwan Fals, Anggun C. Sasmi, Nicky Astria, Doel Sumbang, Gito Rollies, Ebiet G Ade, Ikang Fawzi, dan Freddy Tamaela.


11. Penghargaan Bergengsi: 

Ian telah menerima banyak penghargaan, termasuk BASF Award (1987-1988) untuk Arranger Terbaik dan Komposer Terbaik untuk album Gersang (Nicky Astria), HDX Award (1989) untuk lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals), BAFS Award (1989) untuk album *Bara Timur* (Gong 2000) sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer, serta HDX Award (1994) untuk album Laskar (Gong 2000) sebagai Album Terbaik. Ia juga menerima Diamond Achievement Award pada tahun 1995.


12. Pengalaman Internasional: 

Pada tahun 1999, Ian diundang oleh Ramli Syarif untuk memeriahkan ajang Formula-1 di Malaysia. Di sana, ia berkesempatan mempelajari perangkat milik Steve Vai dan mendapatkan wawasan baru yang belum pernah ia dapatkan di Indonesia. 


13. Koleksi Gitar yang Mengesankan: 

Ian Antono memiliki koleksi gitar yang beragam dan mengesankan, termasuk Gibson Les Paul Standar, Gibson SG Double Neck, Hamer, Kramer Tracer, Fender Stratocaster, Ibanez JEM 77, Washburn N-4, Gibson Les Paul Deluxe, Ovation Elite, Gibson Chat Atkins, Martin CMF, Martin EST 12 senar, dan Seagull.


14. Amplifier Berkualitas Tinggi: 

Untuk mendukung performa gitarnya, Ian menggunakan amplifier berkualitas tinggi seperti Messa Boogie Strategy 400, Marshall JCM 900 1960, Trace Elliot AC-100, Messa Boogie Quad, dan Messa Boogie Tri Axis.


15. Penggunaan Efek Profesional: 

Ian juga memanfaatkan efek profesional dalam penampilannya, termasuk Roland GP8 dan Harmonizer Eventid H-3000S, untuk menciptakan suara yang khas dan beragam dalam setiap penampilannya.


BOGOR 1 JULI 2024

SUMBER WIKIPEDIA 

#IANANTONO #GODBLESS #GUITARHERO

19 FAKTA MENARIK IBU SOED: 1. Nama Asli: Ibu Soed lahir dengan nama Saridjah Niung pada 26 Maret 1908 di Sukabumi, Jawa Barat, Hindia Belanda. 2. Pencipta Lagu Anak-Anak: Ibu Soed dikenal luas sebagai pencipta lagu anak-anak yang sangat populer di kalangan pendidikan Taman Kanak-kanak di Indonesia. 3. Pendidikan Musik: Ibu Soed menempuh pendidikan seni suara dan musik di Hoogere Kweek School Bandung. 4. Karier Pengajaran: Ibu Soed bekerja sebagai staf pengajar di beberapa Hollandsch-Inlandsche School (HIS), termasuk di Petojo, Jalan Kartini, dan Arjuna. 5. Multitalenta: Selain menjadi pemusik dan guru musik, Ibu Soed juga merupakan penyiar radio, dramawan, dan seniman batik. 6. Kehidupan dan Warisan: Ibu Soed meninggal pada 26 Mei 1993 di Jakarta pada usia 85 tahun dan dimakamkan di Bandung Barat, Jawa Barat. Warisannya dalam dunia musik dan pendidikan anak-anak terus dikenang hingga kini. 7. Belajar Musik dari Ayah Angkat: Kemahiran Ibu Soed dalam bermain biola sebagian besar dipelajari dari ayah angkatnya, Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang indo-Belanda dan pensiunan Wakil Ketua Hoogerechtshof di Jakarta. 8 Latar Belakang Keluarga: Ibu Soed lahir sebagai putri bungsu dari dua belas bersaudara. Ayah kandungnya, Mohamad Niung, adalah seorang pelaut Bugis yang menetap lama di Sukabumi dan menjadi pengawal J.F. Kramer. 9. Pendidikan Musik: Setelah mempelajari seni suara dan biola dari ayah angkatnya, Ibu Soed melanjutkan sekolah di Hoogere Kweek School (HKS) Bandung untuk memperdalam ilmunya di bidang seni suara dan musik. 10. Karier Mengajar: Setelah lulus dari HKS, Ibu Soed mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), di mana ia mulai mengarang lagu. 11. Asal Usul Nama Ibu Soed: Pada tahun 1927, Ibu Soed menikah dengan Raden Mas Bintang Soedibjo dan kemudian dikenal dengan nama panggilan "Ibu Soed," singkatan dari Soedibjo. 12. Inspirasi Lagu Nenek Moyangku: Lagu Nenek Moyangku seorang pelaut yang diciptakan oleh Ibu Soed terinspirasi dari ayah kandungnya, Mohamad Niung, yang merupakan pelaut Bugis. 13. Tokoh Musik Tiga Zaman: Ibu Soed dikenal sebagai tokoh musik yang berkiprah pada tiga zaman: Belanda, Jepang, dan Indonesia. Karier musiknya dimulai jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, dengan suara pertamanya disiarkan dari radio NIROM Jakarta pada periode 1927-1928. 14. Guru Musik dan Pencipta Lagu Ceria: Setelah menamatkan pendidikan di Hoogere Kweek School-Bandung, Ibu Soed menjadi guru musik di beberapa HIS dan merasa prihatin dengan kurangnya keceriaan anak-anak Indonesia. Ia mulai menciptakan lagu-lagu ceria dan patriotik untuk menghibur dan mengajar mereka dalam Bahasa Indonesia. 15. Penulis Naskah dan Penggiat Sandiwara: Selain mencipta lagu, Ibu Soed juga menulis naskah sandiwara dan mementaskannya. Salah satu karya terkenal adalah Operet Balet Kanak-kanak "Sumi" yang dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta pada tahun 1955. 16. Peran dalam Organisasi dan Radio: Sebagai anggota aktif organisasi Indonesia Muda sejak tahun 1926, Ibu Soed juga membentuk grup Tonil Amatir untuk menggalang dana. Ia berperan dalam berbagai siaran radio sebagai pengasuh siaran anak-anak dari tahun 1927 hingga 1962. 17. Insiden Penggeledahan oleh Pasukan Belanda: Pada tahun 1945, rumah Ibu Soed di Jakarta digeledah oleh pasukan Belanda. Tetangganya yang seorang Belanda berhasil meyakinkan mereka bahwa mereka salah sasaran. Meski begitu, Ibu Soed dan pembantunya harus membuang pemancar radio gelap ke dalam sumur untuk menghindari penemuan. 18. Pengiring Lagu Indonesia Raya dan Penghargaan: Ibu Soed turut mengiringi lagu Indonesia Raya bersama W.R. Supratman saat pertama kali dikumandangkan pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Ia juga dikenal piawai dalam seni batik dan menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari pemerintah Indonesia serta penghargaan dari MURI. 19.Lagu Populer Abadi: Ibu Soed menciptakan banyak lagu yang menjadi populer abadi di Indonesia, seperti "Hai Becak," "Burung Kutilang," "Kupu-kupu," dan "Tik Tik Bunyi Hujan," yang terinspirasi saat genting rumah sewanya bocor. Lagu wajib nasional yang dia ciptakan termasuk "Berkibarlah Benderaku" dan "Tanah Airku." Beberapa lagu lainnya yang juga populer adalah "Nenek Moyang," "Lagu Gembira," "Kereta Apiku," "Lagu Bermain," "Menanam Jagung," "Pergi Belajar," dan "Himne Kemerdekaan." BOGOR 1 JULI 2024 DISADUR DARI WIKIPEDIA #IBUSOED #SEJARAH



19 FAKTA MENARIK IBU SOED:


1. Nama Asli: 

Ibu Soed lahir dengan nama Saridjah Niung pada 26 Maret 1908 di Sukabumi, Jawa Barat, Hindia Belanda.



2. Pencipta Lagu Anak-Anak: 

Ibu Soed dikenal luas sebagai pencipta lagu anak-anak yang sangat populer di kalangan pendidikan Taman Kanak-kanak di Indonesia.


3. Pendidikan Musik: 

Ibu Soed menempuh pendidikan seni suara dan musik di Hoogere Kweek School Bandung.


4. Karier Pengajaran: 

Ibu Soed bekerja sebagai staf pengajar di beberapa Hollandsch-Inlandsche School (HIS), termasuk di Petojo, Jalan Kartini, dan Arjuna.


5. Multitalenta: 

Selain menjadi pemusik dan guru musik, Ibu Soed juga merupakan penyiar radio, dramawan, dan seniman batik.


6. Kehidupan dan Warisan: 

Ibu Soed meninggal pada 26 Mei 1993 di Jakarta pada usia 85 tahun dan dimakamkan di Bandung Barat, Jawa Barat. Warisannya dalam dunia musik dan pendidikan anak-anak terus dikenang hingga kini.


7. Belajar Musik dari Ayah Angkat: 

Kemahiran Ibu Soed dalam bermain biola sebagian besar dipelajari dari ayah angkatnya, Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang indo-Belanda dan pensiunan Wakil Ketua Hoogerechtshof di Jakarta.


8 Latar Belakang Keluarga: 

Ibu Soed lahir sebagai putri bungsu dari dua belas bersaudara. Ayah kandungnya, Mohamad Niung, adalah seorang pelaut Bugis yang menetap lama di Sukabumi dan menjadi pengawal J.F. Kramer.


9. Pendidikan Musik: 

Setelah mempelajari seni suara dan biola dari ayah angkatnya, Ibu Soed melanjutkan sekolah di Hoogere Kweek School (HKS) Bandung untuk memperdalam ilmunya di bidang seni suara dan musik.


10. Karier Mengajar: 

Setelah lulus dari HKS, Ibu Soed mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), di mana ia mulai mengarang lagu.


11. Asal Usul Nama Ibu Soed:

 Pada tahun 1927, Ibu Soed menikah dengan Raden Mas Bintang Soedibjo dan kemudian dikenal dengan nama panggilan "Ibu Soed," singkatan dari Soedibjo.


12. Inspirasi Lagu Nenek Moyangku: 

Lagu Nenek Moyangku seorang pelaut yang diciptakan oleh Ibu Soed terinspirasi dari ayah kandungnya, Mohamad Niung, yang merupakan pelaut Bugis.


13. Tokoh Musik Tiga Zaman: 

Ibu Soed dikenal sebagai tokoh musik yang berkiprah pada tiga zaman: Belanda, Jepang, dan Indonesia. Karier musiknya dimulai jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, dengan suara pertamanya disiarkan dari radio NIROM Jakarta pada periode 1927-1928.


14. Guru Musik dan Pencipta Lagu Ceria: Setelah menamatkan pendidikan di Hoogere Kweek School-Bandung, Ibu Soed menjadi guru musik di beberapa HIS dan merasa prihatin dengan kurangnya keceriaan anak-anak Indonesia. Ia mulai menciptakan lagu-lagu ceria dan patriotik untuk menghibur dan mengajar mereka dalam Bahasa Indonesia.


15. Penulis Naskah dan Penggiat Sandiwara: Selain mencipta lagu, Ibu Soed juga menulis naskah sandiwara dan mementaskannya. Salah satu karya terkenal adalah Operet Balet Kanak-kanak "Sumi" yang dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta pada tahun 1955.


16. Peran dalam Organisasi dan Radio: 

Sebagai anggota aktif organisasi Indonesia Muda sejak tahun 1926, Ibu Soed juga membentuk grup Tonil Amatir untuk menggalang dana. Ia berperan dalam berbagai siaran radio sebagai pengasuh siaran anak-anak dari tahun 1927 hingga 1962.


17. Insiden Penggeledahan oleh Pasukan Belanda: 

Pada tahun 1945, rumah Ibu Soed di Jakarta digeledah oleh pasukan Belanda. Tetangganya yang seorang Belanda berhasil meyakinkan mereka bahwa mereka salah sasaran. Meski begitu, Ibu Soed dan pembantunya harus membuang pemancar radio gelap ke dalam sumur untuk menghindari penemuan.


18. Pengiring Lagu Indonesia Raya dan Penghargaan: 

Ibu Soed turut mengiringi lagu Indonesia Raya bersama W.R. Supratman saat pertama kali dikumandangkan pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Ia juga dikenal piawai dalam seni batik dan menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari pemerintah Indonesia serta penghargaan dari MURI.


19.Lagu Populer Abadi: 

Ibu Soed menciptakan banyak lagu yang menjadi populer abadi di Indonesia, seperti "Hai Becak," "Burung Kutilang," "Kupu-kupu," dan "Tik Tik Bunyi Hujan," yang terinspirasi saat genting rumah sewanya bocor. Lagu wajib nasional yang dia ciptakan termasuk "Berkibarlah Benderaku" dan "Tanah Airku." Beberapa lagu lainnya yang juga populer adalah "Nenek Moyang," "Lagu Gembira," "Kereta Apiku," "Lagu Bermain," "Menanam Jagung," "Pergi Belajar," dan "Himne Kemerdekaan."


BOGOR 1 JULI 2024 

DISADUR DARI WIKIPEDIA 

#IBUSOED #SEJARAH

03 July 2024

Semua Pasti Tau Si Gondrong Putra Asal Buli Maluku Utara Terkenal dengan Lagu Pertama Terpopuler, Judulnya " Pergi Untuk Kembali " ketika Show di Lapangan Basket Kel.Stadion Ternate Tahun 1974. { Alm. MELKY GOESLAW }. Pada Waktu itu penonton padat desak desakan, ada seorang cewek, orangnya pendek tidak bisa melihat wajah Bang Melky Goeslaw, si Cewek bilang Bang boleh bantu saya..? *Jawab ku.... bantu apa Non...? -Si Cewek bilang boleh dukung saya, agar saya bisa melihat wajah Bang Melky Goeslaw nyanyi. *Jawab ku...boleh. Kurang lebih satu jam saya dukung si Cewek itu antara capek dan makan untung, tapi capek lebih banyak dari makan untung.....hhheeee Maaf🙏 ini pengalaman...tempo doeloe.

 Semua Pasti Tau Si Gondrong Putra Asal Buli Maluku Utara Terkenal dengan Lagu Pertama Terpopuler, Judulnya " Pergi Untuk Kembali "

ketika Show di Lapangan Basket Kel.Stadion Ternate Tahun 1974. { Alm. MELKY GOESLAW }.


Pada Waktu itu penonton padat desak desakan, ada seorang cewek, orangnya pendek tidak bisa melihat wajah Bang Melky Goeslaw, si Cewek bilang Bang boleh bantu saya..?

*Jawab ku.... bantu apa Non...?

-Si Cewek bilang boleh dukung saya, agar saya 

 bisa melihat wajah Bang Melky Goeslaw nyanyi.

*Jawab ku...boleh.

Kurang lebih satu jam saya dukung si Cewek itu antara capek dan makan untung, tapi capek lebih banyak dari makan untung.....hhheeee


Maaf🙏 ini pengalaman...tempo doeloe.



Sejarah Magelang - Sedikit riwayat kota Magelang. Tahun 1810 masih dibawah kekuasaaan Inggris. Magelang dipilih menjadi ibukota kabupaten dan bupati pertamanya: Mas Angabei Danoekromo. Berdasarkan putusan Gubernur Jendral Belanda pada 20 Nov. 1813 ditetapkan menjadi pejabat pemerintah Hindia Belanda dengan gelar Raden Tumenggung Danuningrat. Ketika terjadi perang Diponegoro tahun 1825 di daerah Kedu, Bupati Magelang yang pertama tersebut tewas. Kepala Sang Bupati dibawa untuk dipersembahkan ke hadapan Pangeran Diponegoro kemudian dimakamkan di Selarong. Sedangkan tubuh Sang Bupati dikubur di Desa Kauman dekat Magelang. Atas jasa-jasa Sang Bupati, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan besluit (surat keputusan) no. 14 tertanggal 15 Januri 1831 dengan menganugrahi gelar Raden Adipati Danuningrat I. RA Danuningrat I ini adalah yang pertama mendirikan rumah kabupaten dan mesjid di kota magelang. Rumah kabupaten diberi nama Kebondalam yang diperintahkan seorang Demang. Kebondalam artinya kebon raja. Selanjutnya setelah RA Danuningrat I, dilanjutkan oleh RA Danuningrat II, III dan selanjutnya. Ketika artikel ini ditulis, Bupati Magelang masih R A Danusugondo (RA Danuningrat V) yang memerintah sejak tahun 1908. Sumber: Pemandangan 15 Des. 1938. Koleksi Surat Kabar Lama Perpusnas (SKJIL-Team)

 Sedikit riwayat kota Magelang. Tahun 1810 masih dibawah kekuasaaan Inggris. Magelang dipilih menjadi ibukota kabupaten dan bupati pertamanya: Mas Angabei Danoekromo. Berdasarkan putusan Gubernur Jendral Belanda pada 20 Nov. 1813 ditetapkan  menjadi pejabat pemerintah Hindia Belanda dengan gelar Raden Tumenggung Danuningrat. Ketika terjadi perang Diponegoro tahun 1825 di daerah Kedu, Bupati Magelang yang pertama tersebut tewas. Kepala Sang Bupati dibawa untuk dipersembahkan ke hadapan Pangeran Diponegoro kemudian dimakamkan di Selarong. Sedangkan tubuh Sang Bupati dikubur di Desa Kauman dekat Magelang. Atas jasa-jasa Sang Bupati, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan besluit (surat keputusan) no. 14 tertanggal 15 Januri 1831 dengan menganugrahi gelar Raden Adipati Danuningrat I.  RA Danuningrat I ini  adalah yang pertama mendirikan rumah kabupaten dan mesjid di kota magelang. Rumah kabupaten diberi nama Kebondalam yang diperintahkan seorang Demang. Kebondalam artinya kebon raja. Selanjutnya setelah RA Danuningrat I, dilanjutkan  oleh RA Danuningrat II, III dan selanjutnya. Ketika artikel ini ditulis, Bupati Magelang masih R A Danusugondo (RA Danuningrat V) yang memerintah sejak tahun 1908. Sumber: Pemandangan 15 Des. 1938. Koleksi Surat Kabar Lama Perpusnas (SKJIL-Team)



02 July 2024

Sejarah Magelang - Salah satu destinasi wisata yang menjadi tujuan wisatawan lokal ketika mengunjungi Kota Magelang adalah Pasar Rejowinangun. Pasar Rejowinangun ini menjadi Pasar tradisional tertua di Kota Magelang. Pada tahun 1964, pembangunan toko-toko di dalam pasar Rejowinangun dilakukan oleh Pemerintah Kota Magelang. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada Juni 1964 oleh Walikota Magelang yang saat itu dijabat oleh Argo Ismoyo. Dalam potret berikut, di sebelah kiri terlihat Walikota Magelang Argo Ismoyo sedang menandatangani kontrak pembangunan toko-toko di Pasar Rejowinangun dengan pemborongnya adalah Ny. Wongsodimedjo. Adapun potret sebelah kanan menunjukan Bapak Argo Ismoyo sedang meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan toko-toko di Pasar Tersebut. Sumber: Kedaulatan Rakyat, 2 Juni 1964 Halaman 2 Kolom 6. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team) #PasarRejowinangun

 

Salah satu destinasi wisata yang menjadi tujuan wisatawan lokal ketika mengunjungi Kota Magelang adalah Pasar Rejowinangun. Pasar Rejowinangun ini menjadi Pasar tradisional tertua di Kota Magelang.



Pada tahun 1964, pembangunan toko-toko di dalam pasar Rejowinangun dilakukan oleh Pemerintah Kota Magelang. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada Juni 1964 oleh Walikota Magelang yang saat itu dijabat oleh Argo Ismoyo. Dalam potret berikut, di sebelah kiri terlihat Walikota Magelang Argo Ismoyo sedang menandatangani kontrak pembangunan toko-toko di Pasar Rejowinangun dengan pemborongnya adalah Ny. Wongsodimedjo. Adapun potret sebelah kanan menunjukan Bapak Argo Ismoyo sedang meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan toko-toko di Pasar Tersebut.

Sumber: Kedaulatan Rakyat, 2 Juni 1964 Halaman 2 Kolom 6. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team)

#PasarRejowinangun

Andi Lala lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 17 Juni 1950 dan meninggal pada 1 November 2005. Andi Lala adalah mantan pemain sepak bola yang pernah membela tim nasional pada berbagai kejuaraan, termasuk SEA GAMES 1977 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia pernah suskses mengantarkan Persija menjuarai kompetisi PSSI. Ini adalah Andi Lala sebagai bintang iklan perumahan Kelapa Gading Jakarta pada tahun 1981. Sumber: Sinar Harapan, 21 Mei 1981. Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI Salemba (Skala-team) #Tokoh #Sepakbola #iklan #perumahan

 Andi Lala lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 17 Juni 1950 dan meninggal pada 1 November 2005. Andi Lala adalah mantan pemain sepak bola yang pernah membela tim nasional pada berbagai kejuaraan, termasuk SEA GAMES 1977 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia pernah suskses mengantarkan Persija menjuarai kompetisi PSSI.



Ini adalah Andi Lala sebagai bintang iklan perumahan Kelapa Gading Jakarta pada tahun 1981.


Sumber: Sinar Harapan, 21 Mei 1981. Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI Salemba (Skala-team)


#Tokoh #Sepakbola #iklan #perumahan