04 December 2023

Ketut Tantri

 Cinta itu bisa tumbuh karena hubungan darah atau tempat lahir. Cinta juga bisa tumbuh dari hati meski tak ada hubungan darah atau tempat lahir.  Cinta tanah air karena lahir, dan darah daging Indonesia itu wajar dan lumrah. Namun ada juga orang-orang yang bukan orang Indonesia bahkan di tubuhnya tidak mengalir darah Indonesia, bisa jatuh cinta Indonesia. Salah satunya seorang perempuan bernama Ktut Tantri.


Ketut Tantri lahir di Pulau Man, Skotlandia tanggal 18 Februari 1899. Nama aslinya Murial Person. Ayahnya seorang arkeolog meninggal di Afrika. Ibunya menikah lagi. Tak lama ayah tirinya tewas dalam perang dunia I. Ibunya memutuskan pindah ke Holywood, Los Angeles, Amerika Serikat.


Ketika di Hollywood, Ktut Tantri berprofesi sebagai wartawan freelance dan pernah berkeliling dunia, cuma satu negara yang tidak dikunjunginya yaitu Uni Soviet. Ia menikah dan dikarunia 2 orang anak. Sayangnya pernikahannya tak bahagia. Ketika kedua anaknya meninggal dunia, Ia memutuskan untuk berkelana dan pergi ke Bali.


Ia berangkat dari New York ke Batavia naik kapal layar yang membawa barang-barang. Di kapal itu ia satu-satunya penumpang. Tiba di Batavia ia membeli mobil dan mengendarainya sendiri ke Bali.  Ini cukup mengejutkan orang-orang Belanda di Indonesia, karena di masa itu belum ada wanita yang bisa mengendarai mobil Tinggal di Bali kurang lebih 10 tahun, dan membuka sebuah hotel. Di sini ia diangkat saudara oleh seorang bangsawan Bali bernama Anak Agung Nura dan diberi nama Ktut Tantri. 


Di tahun 1943, ia melanjutkan perjalannya ke Surabaya. Pada saat itu Jepang baru mendarat. Paspor Amerikanya diambil Jepang. Ketika Jepang datang, awalnya ia ikut pejuang Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang karena diimingi-imingi kemerdekaan untuk negara Indonesia. Lama-lama Ketut Tantri yang anti Belanda dan dituduh jadi mata-mata para pejuang RI, ditangkap dan dipenjarakan. Ia mengalami siksaan yang begitu kejam yang hampir menewaskannya. Ketika Jepang pergi dan Inggris mendarat di Surabaya sekitar September 1945, Ketut Tantri ditemukan tentara Republik terkatung-katung antara hidup dan mati.


Setelah sembuh, ia bergabung dengan radio pemberontak pimpinan Bung Tomo. Kembali ke AS sekitar tahun 1947 dan sempat mampir di Australia. Di Brisbane ia berpidato di depan kaum Buruh mengenai perjuangan Indonesia. Pidatonya berhasil mempengaruhi persekutuan buruh Australia hingga bersimpati pada perjuangan bangsa Indonesia dan menolak mengangkut barang-barang ke kapal-kapal Belanda.


Ketika bermukim di Greenwich Village, New York ia menulis buku “Revolusi di Nusa Damai”  yang isi bukunya bercerita tentang kisah perjalanan hidupnya di Indonesia. Bukunya sudah mengalami cetak ulang beberapa kali. Pertama kali diterbitkan di tahun 1965 dalam Bahasa Inggris berjudul “Revolt in Paradise”. Di tahun yang sama Diterbitkan oleh Gunung Agung dalam versi terjemahan dengan judul “Revolusi di Nusa Damai. 


Demikian cerita singkat sosok wanita asing yang jatuh cinta pada Indonesia.  Satu hal yang tersirat dalam kehidupannya ,adalah keberanian serta kekuatannya menantang dunia yang luas dan asing.



Sumber: Kompas, 5-7-1992. Hal 2. Koleksi Surat Kabar Langka-Perpustakaan Nasional Salemba (SKALA-Team)


#tokoh #penulis #Bali #buku #kisah

No comments:

Post a Comment