Jika di kota-kota besar, para Ibu memperingati Hari Ibu dengan berdandan necis, berkain kebaya, sanggul yang menawan dan tentunya berbau wangi, beda hal nya dengan ibu-ibu di pelosok pedesaan di Lereng Malabar.
Pada tahun 1983, peringatan Hari Ibu di pelosok pedesaan di Lereng Malabar, dilakukan oleh para ibu-ibu dengan tetap bekerja dan berjuang seperti biasanya. Pagi-pagi, sementara Ayam berkokok sahut menyahut, para ibu-ibu ini tersuruk-suruk menembus kabut dan embun tebal lalu merengguti pucuk-pucuk teh untuk kemudian mengusungnya lewat antrian panjang ke truk yang menantinya sebelum pucuk-pucuk daun teh tersebut dibawa ke pabrik. Dan dari sini mereka memperoleh hidup dan bertahan. Ini sama artinya dengan sebagian kewajiban mereka sebagai ibu yang barangkali tengah diperjuangkan ibu-ibu di kota yang tengah mengikuti upacara peringatan Hari Ibu.
Sumber: Merdeka, 22 Desember 1983 Halaman 1 Kolom 3. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team)
#HariIbu
No comments:
Post a Comment