VAN DIJK’S BOEKHANDEL : Perjuangan Pengusaha Kelas Menengah Eropa Magelang yang Tergilas Malaise
Oleh : Chandra Gusta Wisnuwardhana
Memang minim sekali kisah yang bisa dituliskan mengenai van Dijk’s Boekhandel (Toko Buku van Dijk) mengingat terbatasnya sumber yang ada. Pun demikian setidaknya, beberapa data dan artikel mengenai toko buku ini berhasil penulis temukan dan akan coba diramu sehingga bisa menambah sedikit pengetahuan dan gambaran mengenai sepak terjang van Dijk’s Boekhandel ini di Kotapraja Magelang kala dulu.
Catatan paling tua mengenai kiprah usaha milik Tuan van Dijk di Magelang dapat ditemukan dalam surat kabar de Locomotief yang terbit pada 1921. Dalam surat kabar tersebut, Tuan van Dijk masih belum membuka usaha toko buku seperti yang banyak dikenal pada tahun 1930an. Pada tahun 1920an ini, nampaknya van Dijk masih berkutat dalam usaha biro periklanan lokal. Hal tersebut dapat dilihat dari nama perusahaanya yaitu Van Dijk’s Advertentie Bureau.
Dalam kolom iklan surat kabar tersebut, van Dijk menawarkan sebuah sadel kuda Australia yang dijual karena kepulangan sang pemilik ke Eropa. Disana van Dijk juga menyebutkan bahwa sadel kuda yang ia tawarkan juga sudah diasuransikan. Usaha promosi periklanan barang ini nampaknya tidak dapat dilepaskan dari van Dijk meskipun ia sudah berubah menjadi sebuah toko buku di satu dasawarsa berikutnya.
Belum jelas benar kapan tepatnya van Dijk menanggalkan nama advertentie bureau dan menjadi boekhandel. Namun yang pasti dalam surat kabar Algmeene handelsblad voor Nederlandsch-Indië edisi bulan Maret 1927, pergantian nama menjadi boekhandel ini sudah terjadi. Dalam iklannya di surat kabar tersebut, van Dijk boekhandel memberikan pengumuman tentang dibutuhkannya seorang perawat bersertifikat (ijazah) untuk bekerja di Klinik “Magelang”.
Beranjak ke tahun 1929, van Dijk’s Boekhandel nampaknya menjalin kerjasama dengan surat kabar de Locomotief dan berhasil menjadi semacam agen surat kabar ini di Magelang. Bagi para pelanggan yang sudah mendaftar, van Dijk’s Boekhandel akan mengantarkan koran - koran terbitan de Locomotief ke rumah - rumah mereka. Bahkan, pada tahun 1930, toko buku van Dijk juga berhasil menjadi agen penjualan mesin ketik merk “Smith Premier” yang dibanderol dengan harga fl. 290.-
Memasuki masa - masa depresi ekonomi tahun 1930an, van Dijk’s Boekhandel banyak menawarkan iklan - iklan barang bekas milik orang yang harus kembali pulang ke Eropa seperti, piano, sepeda motor bahkan mobil. Dalam kesempatan lain, van Dijk juga pernah menawarkan iklan penyewaan wisma untuk berlibur dan penjualan rumah di daerah Kledung, Temanggung. Serta pernah juga toko buku van Dijk menawarkan kost bagi siswa sekolah MULO dan bagi keluarga dengan harga sewa f 60,-. Di penghujung tahun 1933, toko ini juga pernah menawarkan jasa pelajaran dengan bahasa pengantar Melayu dan Jawa oleh guru yang berkualitas.
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, Van Dijk’s Boekhandel nampaknya sangat tertarik dalam kompetisi olah raga balap burung pos. Di Magelang sendiri, sebuah sarekat pecinta burung pos Jawa atau Algemeen Javasche Postduvien Bond (A.J.P.B ) dimana van Dijk selama beberapa tahun selalu turut serta berpartisipasi. Contohnya pada tahun 1930, van Dijk menyediakan hadiah bagi pada para juara lomba serta pada 1932 menyediakan hadiah berupa pulpen dan pensil mekanik (satu set lengkap dengan kasing) bagi para pemilik merpati pos yang juara.
Van Dijk nampaknya juga termasuk dalam jamaat Gereja Santo Igantius Magelang. Pada 4 Desember 1932, van Dijk’s Boekhandel dan N.V. Maresch & co. pernah berpartisipasi dalam menyediakan hadiah bagi para pemenang lomba shuffleboard dan bilyard dalam peringatan berdirinya asosiasi perkumpulan serdadu Katholik Roma (R.K) yang ke-10.
Pada Mei 1932, lokasi toko buku van Dijk yang ada di bilangan Groote Weg Noord, Pontjol 17 digunakan oleh pasangan suami - istri Janssen untuk membuka cabang toko roti Firma Hoogvelt yang bergerak dalam industri makanan dan pastry. Pada bulan Oktober tahun itu, bekas toko buku van Dijk oleh Ny. Jonker digunakan sebagai toko barang - barang bekas dengan nama Het Centrum.
Nampaknya krisis ekonomi benar - benar menghantam para pengusaha dan kelas menengah di Magelang. Usaha toko buku van Dijk’s tidak mampu bertahan dalam terjangan badai krisis ekonomi (malaise) pada tahun 1930an. Menurut surat kabar Bataviaasch Niewsblad yang terbit pada 7 Mei 1936, van Dijk’s Boekhandel dinyatakan pailit atau bangkrut.
Demikianlah sedikit kisah dari pengusaha van Dijk yang pernah menghiasi sejarah perekonomian Staadsgemeente Magelang. Usaha van Dijk yang bermula dari biro iklan dan bisa berkembang membuka toko buku bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk gigih dalam berusaha.
- Chandra Gusta Wisnuwardana -
No comments:
Post a Comment