GUSTI KANGDJENG RATU EMAS
Permaisuri Sri Susuhunan Pakubuwana VI
Raden Ayu Kusiah kelak bergelar GKR Emas adalah Permaisuri Sri Susuhunan Pakubuwana VI, dan Beliau adalah Ibunda Sri Susuhunan Pakubuwana IX. Setelah sang putra naik tahta, beliau bergelar GKR Ageng.
Pada masa pemerintahan Sri Susuhunan PB VI, kerajaan Surakarta sedang menghadapi masa suram karena campur tangan pemerintah Belanda. Para Bangsawan diadu domba dan rakyat mengalami hidup sengsara, Wilayah kerajaan semakin sempit, banyak daerah yang direbut dan dikuasai Belanda.Selain itu dikeluarkan pula peraturan tata tertib yang sangat merendahkan Sinuhun Pakubuwana VI. Beliau dipaksa menandatangani perjanjian yang berisi penyerahan beberapa daerah kepada Belanda. Beliau menolak dan membuat pihak Belanda jengkel. Karena tekanan semakin berat tanggal 6 Juni 1830 Sinuhun Pakubuwana VI meninggalkan Kraton dan pergi ke makam Imogiri untuk nyekar leluhur beliau. Tapi pihak Belanda menuduhnya sedang menyiapkan pemberontakan. Susuhunan Pakubuwana VI ditangkap Belanda ketika sedang berada di Pantai Laut Selatan.
Susuhunan VI diasingkan oleh Pemerintah Belanda ke Ambon pada hari Selasa Pon 16 Besar 1747 Jawa atau 8 Juni 1830 M.
Kabar yang dibawa abdi dalem Sunan PB VI yang pulang ke Kraton bahwa Sinuhun PB VI ditangkap menggegerkan seisi Kraton Surakarta. Kemudian Salah seorang abdi dalem menghadap Patih Sosrodiningrat II menyerahkan surat dari Sunan PB VI kepada Patih Sosrodiningrat II, isi surat tersebut ditujukan untuk ke tiga garwa Permaisuri dan para garwa ampilnya.
Seperti diketahui Sri Susuhunan PB VI mempunyai 3 Garwa Permaisuri :
1.GKR Kedaton dipulangkan ke Ndalem Ngabean.
2.GKR Emas ditinggal di Kraton
3.GKR Anom ikut menyusul ke Ambon.
Setelah membaca pesan dari Sunan PB VI, Patih Sosrodiningrat II bergegas melaksanakan perintah Sunan PB VI, salah satunya segera menyelamatkan GKR Emas keluar dari Kraton Dan dibawa ke Ndalem Kepatihan. Hal itu dilakukan untuk mengatisipasi jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan yang akan dilakukan kaki tangan GKR Anom.Karena saat itu GKR Emas sedang mengandung putra Sunan Pakubuwana VI.
Menurut kisah GKR Anom, salah satu permaisuri Sunan PB VI pernah berkata kepada Sunan PB VI, bahwa tidak boleh ada garwa permaisuri yang hamil mendahului dirinya. Dan apabila ada yang mendahului dirinya maka akan dipaksa untuk mengugurkannya.
GKR Emas akhirnya bertempat tinggal di sebuah rumah lingkungan Kepatihan.kelak rumah tersebut dinamakan Ndalem Kemasan.
Di Ndalem Kemasan inilah kelak putra Sunan PB VI lahir dan diberi nama Gusti Raden Mas Duksina.
Meski semua kebutuhan sudah dipenuhi oleh Patih Sosrodiningrat, GKR Emas hidup prihatin merawat dan membesarkan putranya sendirian , beliau sering membuat kain batik, kemudian dijual. Hal tersebut dilaksanakan. Hingga suatu saat sang putra, GRM Duksina dinobatkan sebagai Raja Kraton Surakarta. GKR Emas kembali tinggal di Kraton Surakarta
Silsilah GKR Emas :
Alur silsilah GKR Emas dari sisi Ayahanda:
Sri Susuhunan PB III Raja Kraton Surakarta menikah dengan GKR Kencana ( Kangdjeng Ratu Beruk ) berputra KGP Adipati Mangkubumi I.
KGP Adipati Mangkubumi menikah dengan R Tasikwulan menurunkan GKR Emas Permaisuri PB VI.
Alur silsilah GKR Emas dari sisi Ibunda :
Sultan Hadiwijaya Pajang menikah dengan putri Sultan Trenggono raja Demak menurunkan :
P Benawa berputra P Kaputran.
P.Kaputran berputra P Danupoyo,
P Danupoyo berputra Ki Singaprana di Walen
Ki Singaprana berputra Kyai Ageng Singaprana,
Kyai Ageng Singaprana berputra Ki Singawangsa,
Ki Singawangsa menurunkan R Tasikwulan.
R Tasik Wulan menikah dengan KGPAdp Mangkubumi menurunkan GKR Emas
Foto 1. GKR Emas/ GKR Ageng
Foto 2. Makam Ibunda GKR Emas, RAy Tasikwulan
No comments:
Post a Comment