MAGELANG TEMPO DOELOE:
KISAH STUDIO FOTO & TUKANG POTRET (4)
KISAH STUDIO FOTO & TUKANG POTRET (4)
Selain studio-studio foto seperti di artikel sebelumnya, di era Hindia Belanda juga ada studio-studio foto kecil atau tukang potret keliling yang menawarkan jasanya langsung ke masyarakat. Caranya adalah dengan membawa peralatan kamera, lampu dan kain lebar sebagai background pemotretan. Lampu dipergunakan jika pemotretan dilakukan pada malam hari. Jika siang hari benar-benar mengandalkan cahaya dari matahari. Tetapi ada juga beberapa jenis kamera yang perlu dengan bantuan lampu blitz meski pemotretan di siang hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk pemotretan di siang hari tentu saja kamera yang dibawa haruslah kamera ringan yang mudah dibawa, tentunya beda dengan kamera yang dipakai di dalam studio. Untuk membawa peralatan ini, kameraman tidak bekerja sendiri, ada yang khusus membawa peralatan ini.
Jika di dalam studio, dipakailah kamera besar dengan kerudung untuk pemotretnya. Faktor cuaca tidak mempengaruhi hasil foto, karena berada di dalam ruangan. Berbeda halnya dengan pemotretan di luar ruang studio yang harus benar-benar tergantung oleh faktor cuaca.
Jika di dalam studio, dipakailah kamera besar dengan kerudung untuk pemotretnya. Faktor cuaca tidak mempengaruhi hasil foto, karena berada di dalam ruangan. Berbeda halnya dengan pemotretan di luar ruang studio yang harus benar-benar tergantung oleh faktor cuaca.
Di era ketika Jepang menguasai di kota ini dan di masa revolusi fisik perjuangan, dunia fotografi benar-benar mengalami masa gelapnya. Midori sebagai studio foto handal di masanya, di tinggal Akiyama di Medan perang.
Di masa itu pula, bahan baku dan obat-obatan kimia untuk memproses foto juga mengalami kelangkaan. Di tambah dengan penduduk kota juga dalam kondisi sulit, akibat dampak perang.
Di masa itu pula, bahan baku dan obat-obatan kimia untuk memproses foto juga mengalami kelangkaan. Di tambah dengan penduduk kota juga dalam kondisi sulit, akibat dampak perang.
Studio foto di Magelang banyak membuka jasa di ruas jalan Grooteweg Noord Pontjol (kini Jl. Akhmad Yani Poncol) dan Grooteweg Zuid Patjinan (kini Jl. Pemuda Pecinan). Dua ruas jalan ini merupakan pusat perekonomian kota ini. Poncol merupakan kawasan pemukiman masyarakat Eropa dan berdekatan dengan tangsi militer, sedangkan Pecinan menjadi tempat tinggal masyarakat Tionghoa.
Di lingkungan sekitar 2 ruas jalan itu merupakan kawasan pemukiman masyarakat tradisional.
Di lingkungan sekitar 2 ruas jalan itu merupakan kawasan pemukiman masyarakat tradisional.
Di Grooteweg Noord Pontjol terdapat Lie Jauw Ming, Gah Hien, Studio Foto Poncol, Abadi.
Sedangkan di Pecinan terdapat Wahson, Oen Liem, Kawanku, Kwan, Midori, Bagus, Tepat, dll.
Sedangkan di Pecinan terdapat Wahson, Oen Liem, Kawanku, Kwan, Midori, Bagus, Tepat, dll.
(Bersambung)
Sumber :bagus priyana
No comments:
Post a Comment