oleh : Chandra Gusta Wisnuwardana
HOTEL KOPENG KINI : Bagian Eksterior Gedung Utama
Setelah lebih dari satu minggu berkutat dengan Hotel Kopeng beserta sisik meliknya, sekarang mari kita lihat kondisi eks-Hotel Kopeng yang digadang - gadang pernah dijuluki sebagai Hotel Pegunungan Hypermodern pada masa kolonial.
Pada tanggal 15 Agustus yang lalu, saya mencoba menelusuri jejak - jejak kejayaan eks-Hotel Kopeng. Bangunan luar gedung utama Hotel Kopeng masih mempertahankan bentuk hasil renovasi ditahun 1950an. Fasade depan lantai satu nampaknya masih mempertahankan wujud asli hasil renovasi lobby tahun 1938 karya arsitek dan bouwbureau H. Pluyter dari Magelang. Ciri khas berupa batu alam yang diekspos memang tren dan banyak dipakai oleh Pluyter pada saat itu. Contoh lain karya Pluyter yang menerapkan konsep serupa juga dapat ditemui pada RK Militair Tehuis (Hotel Wijaya, Poncol, Magelang) dan Hotel Montagne (Eks Polwil Kedu, Poncol, Magelang.
Selain itu yang menarik juga adalah cerobong perapian yang masih ada dan bertahan dari dulu hingga sekarang. Jendela kaca yang lebar dan rendah khas rancangan Pluyter juga masih bisa ditemukan pada fasade bangunan lantai satu.
Untuk bentuk bangunan di lantai dua kebanyakan sudah berubah dari hasil tahun 1938. Sebagai dampak aksi bumi hangus pada tahun 1947-1949, bentuk atap asli yang mengambil konsep rumah Eropa pegunungan sudah berganti dengan atap pelana limasan.
No comments:
Post a Comment