KETJOE : Akhir Perjalanan Hardjosoejitno, Sang Penjahat Kelas Kakap
Mungkin untuk ukuran jaman sekarang, pemberian uang imbalan bagi sesiapa saja yang berhasil menangkap buronan kasus kejahatan agaknya jarang sekali kita dapati. Namun, untuk ukuran zaman kolonial dulu, hal tersebut nampaknya lumrah adanya. Seperti yang dilaporkan oleh De Indische courant pada 18 Desember 1923, seorang buronan kasus kejahatan bernama Hardjosoejitno berhasil dibekuk.
Hardjosoejitno, yang sudah menjadi DPO dari veldpolitie selama dua tahun terakhir akhirnya bisa tertangkap di daerah Ngrawan, Salatiga. Kelihaiannya dalam berkelit membuat pihak kepolisian menawarkan imbalan sebesar f 500 bagi siapa saja yang berhasil membantu kerja polisi untuk menangkapnya.
Mungkin untuk ukuran jaman sekarang, pemberian uang imbalan bagi sesiapa saja yang berhasil menangkap buronan kasus kejahatan agaknya jarang sekali kita dapati. Namun, untuk ukuran zaman kolonial dulu, hal tersebut nampaknya lumrah adanya. Seperti yang dilaporkan oleh De Indische courant pada 18 Desember 1923, seorang buronan kasus kejahatan bernama Hardjosoejitno berhasil dibekuk.
Hardjosoejitno, yang sudah menjadi DPO dari veldpolitie selama dua tahun terakhir akhirnya bisa tertangkap di daerah Ngrawan, Salatiga. Kelihaiannya dalam berkelit membuat pihak kepolisian menawarkan imbalan sebesar f 500 bagi siapa saja yang berhasil membantu kerja polisi untuk menangkapnya.
Hardjosoejitno yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan lima orang
penduduk sipil dan perampokan rumah di Windoesari dan Bandoengan itu
akhirnya berhasil dilumpuhkan setelah peluru milik Komandan Veldpolitie,
Grieber, bersarang di pergelangan tangannya. Persidangan yang
melelahkan agaknya siap menunggu sang buronan ini selepas ia diserahkan
ke Kejaksaan.
- Chandra Gusta Wisnuwardana -
- Chandra Gusta Wisnuwardana -
No comments:
Post a Comment