Loge Tidar, Kala Freemason Bersinar di Tanah Tidar : Kiprah Loji Tidar bagi Masyarakat
Jika menilik sejarahnya, para penghayat Tarekat Mason Bebas di Magelang sudah melakukan pertemuan bulanan rutin sejak tahun 1888. Kemudian menurut buku karya Dr.Th Stevens kumpulan ini mulai bertekat mendirikan sebuah loji pada 1891. Jika dianalisa secara kronologis, berdasarkan surat keputusan Governementsbesluit no.3, persaudaran masonik di Magelang ini kemudian berkembang lebih besar lagi pada 1895 dengan merekrut anggota sebanyak 22 orang. Loge Tidar pada tahap berikutnya mengikrarkan diri secara resmi sebagai sebuah loji masonik pada 21 Juni 1896 yang secara kebetulan di tahun yang sama bersamaan dengan berdirinya Loji Fraternitas di Salatiga. Surat keputusan beridirinya Loji Tidar kemudian turun pada 31 Januari 1897.
Inisiasi anggota Freemason Loji Tidar baru dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 1897 sekitar pukul 7 malam dengan dihadiri perwakilan - perwalian loji - loji masonik lain di Midden Java seperti perwakilan dari Loji Semarang, Salatiga, Surakarta, dan Yogyakarta. Selain itu, kawat telegram ucapan selamat juga datang dari Loji Bintang Timur-Batavia, Excelsior-Bogor , Matahari-Padang, dan Vriendscahp-Surabaya.
Di Magelang sendiri, Loji Tidar memiliki peranan penting dalam kegiatan sosial kemasyarakatan diantaranya seperti mendirikan Volksbibliotek (perpustakaan umum) bagi masyarakat, Neutral Schoolen (sekolah netral), Societeit Vereenging dan penerbitan majalah bacaan.
Contoh - contoh dari gerakan kemasonan Loge Tidar yang cukup signifikan diantaranya dibukanya perpustakaan rakyat (Volksbibliotek) di Loji Tidar pada 1910 dimana buku - buku yang terdapat didalamnya adalah buku berjenis kebatinan, kemudian didirikannya sekolah - sekolah berideologi netral seperti Magelangsche Frobelschool (lokasi dulu ada di Gedung Wanita dan gedung Pengadilan Negeri Magelang) yang bergerak pada bidang pendidikan anak - anak usia dini antara tahun 1896 - 1897, dilakukannya penelitian - penelitian ilmu pengetahuan alam dan diterbitkannya majalah bacaan dari simpatisan anggota tarekat Freemason dengan nama majalah “Djawa Boedi Moerni” yang terbit antara 1934 - 1935.
Berdasarkan “Indisch Maconniek Tijdschrift” (Majalah penghayat Freemason Hindia), para anggota Freemason di Loji Tidar juga pernah mengajukan permohonan permintaan hibah dana sebesar 1000 gulden pada Perwakilan Loji Besar Hindia Timur (de loge wordt bij het Groot - Oosten det Nederlanden) pada 1907 untuk panti asuhan Pa Van der Steur Magelang. Dana hibah ini disetujui dan dikucurkan dengan harapan bisa digunakan anak - anak panti asuhan sebagai modal mengasah keterampilan mereka menghadapi persaingan kerja dengan orang - orang Jawa dan Tionghoa lainnya.
Selain itu, Persaudaraan Loji Tidar juga pernah menyumbang dana bagi rekan freemason mereka yang ada di Afrika Selatan sebesar 100 gulden.
Dalam perjalanannya, Loji Tidar juga pernah menjadi tempat lahirnya seorang Master Masonik Besar di dunia. Selain itu, organisasi yang konon menjadi underbow freemason juga pernah masuk dalam kalangan elit Eropa di Magelang. Pada seri terakhir, saya juga akan menjelaskan bagaimana Freemason meredup di Magelang. Tunggu kelanjutannya. Bersambung..
- Chandra Gusta W -
Sumber :
- disarikan dari buku “Freemason dan Teosofi : Persentuhan dengan Elit Indonesia”, oleh Artawijaya, 2019, Pustaka Al-Kautsar : Jakarta
- Biblioteekleven 1930
- Indisch Maconniek Tijdschrift
- Jaarboekje voor Nederlandsche Vrijmetselaren
- Tarekat Mason Bebas di Hindia Belanda 1764 - 1962
- L’Union Fraternelle Vrijmetselaars-Weekblad
Jika menilik sejarahnya, para penghayat Tarekat Mason Bebas di Magelang sudah melakukan pertemuan bulanan rutin sejak tahun 1888. Kemudian menurut buku karya Dr.Th Stevens kumpulan ini mulai bertekat mendirikan sebuah loji pada 1891. Jika dianalisa secara kronologis, berdasarkan surat keputusan Governementsbesluit no.3, persaudaran masonik di Magelang ini kemudian berkembang lebih besar lagi pada 1895 dengan merekrut anggota sebanyak 22 orang. Loge Tidar pada tahap berikutnya mengikrarkan diri secara resmi sebagai sebuah loji masonik pada 21 Juni 1896 yang secara kebetulan di tahun yang sama bersamaan dengan berdirinya Loji Fraternitas di Salatiga. Surat keputusan beridirinya Loji Tidar kemudian turun pada 31 Januari 1897.
Inisiasi anggota Freemason Loji Tidar baru dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 1897 sekitar pukul 7 malam dengan dihadiri perwakilan - perwalian loji - loji masonik lain di Midden Java seperti perwakilan dari Loji Semarang, Salatiga, Surakarta, dan Yogyakarta. Selain itu, kawat telegram ucapan selamat juga datang dari Loji Bintang Timur-Batavia, Excelsior-Bogor , Matahari-Padang, dan Vriendscahp-Surabaya.
Di Magelang sendiri, Loji Tidar memiliki peranan penting dalam kegiatan sosial kemasyarakatan diantaranya seperti mendirikan Volksbibliotek (perpustakaan umum) bagi masyarakat, Neutral Schoolen (sekolah netral), Societeit Vereenging dan penerbitan majalah bacaan.
Contoh - contoh dari gerakan kemasonan Loge Tidar yang cukup signifikan diantaranya dibukanya perpustakaan rakyat (Volksbibliotek) di Loji Tidar pada 1910 dimana buku - buku yang terdapat didalamnya adalah buku berjenis kebatinan, kemudian didirikannya sekolah - sekolah berideologi netral seperti Magelangsche Frobelschool (lokasi dulu ada di Gedung Wanita dan gedung Pengadilan Negeri Magelang) yang bergerak pada bidang pendidikan anak - anak usia dini antara tahun 1896 - 1897, dilakukannya penelitian - penelitian ilmu pengetahuan alam dan diterbitkannya majalah bacaan dari simpatisan anggota tarekat Freemason dengan nama majalah “Djawa Boedi Moerni” yang terbit antara 1934 - 1935.
Berdasarkan “Indisch Maconniek Tijdschrift” (Majalah penghayat Freemason Hindia), para anggota Freemason di Loji Tidar juga pernah mengajukan permohonan permintaan hibah dana sebesar 1000 gulden pada Perwakilan Loji Besar Hindia Timur (de loge wordt bij het Groot - Oosten det Nederlanden) pada 1907 untuk panti asuhan Pa Van der Steur Magelang. Dana hibah ini disetujui dan dikucurkan dengan harapan bisa digunakan anak - anak panti asuhan sebagai modal mengasah keterampilan mereka menghadapi persaingan kerja dengan orang - orang Jawa dan Tionghoa lainnya.
Selain itu, Persaudaraan Loji Tidar juga pernah menyumbang dana bagi rekan freemason mereka yang ada di Afrika Selatan sebesar 100 gulden.
Dalam perjalanannya, Loji Tidar juga pernah menjadi tempat lahirnya seorang Master Masonik Besar di dunia. Selain itu, organisasi yang konon menjadi underbow freemason juga pernah masuk dalam kalangan elit Eropa di Magelang. Pada seri terakhir, saya juga akan menjelaskan bagaimana Freemason meredup di Magelang. Tunggu kelanjutannya. Bersambung..
- Chandra Gusta W -
Sumber :
- disarikan dari buku “Freemason dan Teosofi : Persentuhan dengan Elit Indonesia”, oleh Artawijaya, 2019, Pustaka Al-Kautsar : Jakarta
- Biblioteekleven 1930
- Indisch Maconniek Tijdschrift
- Jaarboekje voor Nederlandsche Vrijmetselaren
- Tarekat Mason Bebas di Hindia Belanda 1764 - 1962
- L’Union Fraternelle Vrijmetselaars-Weekblad
No comments:
Post a Comment